Kamis, 11 Maret 2010

TEORI TENTANG MOTIVASI

TEORI TENTANG MOTIVASI

Barangkali salah satu cara untuk memahami konsep motivasi adalah melihat beberapa teori yang mewakili. Teori motivasi berupaya untuk memberikan beberapa prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yan datang dari motivasi.
Ada 4 teori motivasi yang akan dijelaskan secara singkat, yaitu teori drive, teori insentif, teori oponen proses, dan teori tingkat optimum.

1. Teori Drive

Teori “drive” bisa diuraikan sebagai “teori-teori dorongan tentang motivasi” : perilaku didorong kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang. Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal berikut : ketika keadaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yan akan mengurangi intensitas keadaan yang didorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari :
• Suatu keadaan yang mendorong,
• Perilaku yang mengarah pada tujuan yang diilhami oleh keadaan yang terdorong,
• Pencapaian tujuan yang memadai, dan
• Pengurangan keadaan terdorong dan kepuasaan subjektif dan kelegaan ketika tujuan tercapai.
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku kearah tujuan yang sesuai.pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut dengan lingkaran motivasi.



2. Teori-Teori Insentif

Ada sesuatu tentang tujuan itu sendiri yang memotivasi perilaku. Mungkin ini lebih jelas dalam motif perilaku seksual, ditimbulkan dan dimotivasi oleh persepsi yang memadai tentang objek tujuan seksual. Jadi ciri stimulus dari tujuan kadang memicu suatu perilaku motivasi. Ini adalah ide dasar dibelakang teori insentif.
Jadi, kebalikan dengan dorongan teori drive, teori insentif adalah “teori-teori dorongan” tentang motivasi. Karena ciri-ciri tertentu yang mereka miliki, objek tujuan mendorong perilaku kearah tujuan tersebut. Objek-objek tujuan yang memotivasi perilaku disebut dengan insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu-individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut dengan insentif positif dan dari penghindaraan dari apa yan disebut dengan insentif negatif.

3. Teori-Teori Proses

Teori oponen proses (proses melawan) mengambil suatu pandangan hedonistik tentang motivasi. Tetapi ini adalah hanya suatu permulaan karena teori itu mempunyai beberapa hal yang menarik untuk dikatakan tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Karena apa yang dikatakan dalam teorinya berkisar tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan itu, teori ini mungkin juga diklasifikasikan dalam teori tentang emosi.
Dasar teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan motivasi-emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Seperti dalam contoh berikut ini.



4. Teori-Teori Tingkat Optimum

Teori-teori tingkat optimum disebut juga just right theory (teori-teori yang baik-baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimum. Contohnya, jika dorongan tersebut terlalu rendah, seseorang akan mencari tegangan untuk menaikan dorongan tersebut, begitu pula sebaliknya jika dorongan terlalu tinggi, seseorang akan berperilaku kearah penurunan dorongan. Bayangan diri anda sendiri dalam situasi banyak tugas dari dosen, anda pasti akan mencari hiburan setelah menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya anda akan merasa bosan ketika anda tidak mempunyai tugas, maka anda akan mencari kesibukan untuk menghilangkan kejenuhan anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar