Inkongruensi Diri
Rogers mengatakan bahwa konsep diri manusia seringkali tidak tepat secara sempurna dengan realitas yang ada. Ini berkaitan dengan adanya pertarungan Real Self dengan Ideal Self dalam diri kita, satu sisi kita ingin menerima diri kita apa adanya namun yang namanya manusia pasti selalu mengadakan interaksi dengan manusia yang lain dan itu memang sudah hal mutlak yang harus dilakukan manusia karena manusia itu secara kodrati merupakan mahluk sosial.
Hal di atas dapat memotivasi kita untuk menentukan kepribadian yang ideal kita itu seperti apa, kecendrungan aktualisasi yang diinginkan lingkungan sekitar yang sering kali tidak selaras dengan Real Self kita dan didesak hidup dengan syarat-syarat kepatuhan yang berada diluar organismik kita sendiri yang dapat memicu kita untuk menentukan Ideal Self kita seperti apa.
Misalnya, seseorang berpendapat dirinya sebagai orang yang sangat setia kepada pasangannya namun kenyataannya ia seringkali menduakan cintanya kepada orang lain yang mungkin lebih menarik perhatian ia. Rogers menggunakan istilah inkongruensi (ketidaksejajaran) untuk mengacu pada kesenjangan antara konsep diri dengan realitas. Di sisi lain, kongruensi, merupakan kesesuaian yang sangat akurat antara konsep diri dengan realitas.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sikap mensyukuri apa yang kita punya atau miliki. Dengan bersyukur manusia akan merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup, menganggap msalah atau kritikan sebagai sebuah masukan atau koreksi diri untuk memperbaiki kekurangan kita. Namun, sebagai manusia tentunya tidak ada pernah merasa cukup,maka buatlah merasa cukup dengan senantiasa bersyukur kepada-NYA.
Kamis, 11 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar