Jenis- jenis reward
Terdapat bermacam-macam reward yang dapat digunakan dalam menerapkan disiplin pada anak. Namun, dari penelitian mengenai efektifitas reward, disebutkan ada 3 jenis reward yang terbaik, yaitu :
a. Pujian
Semua anak senang jika diberikan pujian. Pujian tidak hanya membuat mereka merasa puas, tetapi yang lebih penting, pujian menambah rasa aman pada anak. Pujian membuat anak menyadari bahwa mereka adalah anggota kelompok yang diterima karena itu, pujian adalah reward yang terbaik yang dapat diberikan kepada anak yang menampilkan tingkah laku yang baik. Menurut pendapat lama ( convensional ), pujian harus di berikan secara hemat karena bisa menyebabkan anak bisa menjadi sombong. Tetapi bagaimanapun belum ada bukti ilmiah yang mendukung pendapat itu. Bahkan sebaliknya, suatu penelitian tentang pengaruh pemberian pujian secara meyakinkan menunjukan bahwa pemberian pujian tidak membuat anak menjadi sombong, melainkan mendorong keinginan untuk tetap baik karena mengharapkan diulanginya reward yang menyanangkan.
b. Hadiah
Selain pujian, hadiah yang kecil yang sederhana adalah reward yang bagus untuk anak-anak. Tentunya hadiah ini tanpa dijanjikan sebelumnya. Pada saat anak bertingkah laku baik, atau ia telah berusaha untuk bertingkah laku baik dalam suatu keadaan yang cukup sulit baginya, pemberian hadiah akan membuat anak akan merasa bahwa usahanya bermanfaat. Pemberian hadiah sebagai ganjaran harus spontan. Saat penting ( “ Psychological moment” ) pemberian hadiah adalah dari awal sampai akhir semangat anak dalam mencoba melakukan apa yang diharapkan, atau pada saat anak berkecil hati mencobanya. Hadiah untuk anak kecil tidak perlu yang mahal. Kejutan dan kesenangan dalam pemberian hadiah mempunyai arti yang lebih dari pada benda itu sendiri.
c. Perilaku yang menyenangkan
Perlakuan yang menyenangkan seperti pergi ke toko untuk membeli es krim, pergi ke kebun binatang dan lain sebagainya, juga dapat sebagai reward untuk tingkah laku yang baik. Seperti juga hadiah, perlakuan yang menyenangkan ini tidak dijanjikan sebelumnya, meskipun orang tua telah mempersiapkannya. Perlakuan ini dipersiapkan untuk saat dimana tingkah laku atau usaha anak bertingkah laku baik patut untuk diberi penghargaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian reward adalah dalam pemberian reward sebaiknya dikatakan kepada anak bahwa reward tersebut diberikan karena anak telah bertingkah laku baik, sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tuanya. Hal ini penting agar anak menangkap langsung bahwa tingkah lakunya tersebut sangat dihargai dan diharapkan.
Kamis, 11 Maret 2010
Late Chilhood
Akhir Masa Kanak-kanak (Late Chilhood)
Akhir masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung mulai dari umur enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa late chilhood ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian kepribadian dan penyesuaian sosial anak.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang sangat menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan dapat mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Perubahan fisik yang terjadi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan keadaan ketidakseimbangan di mana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan ini.
Tibanya masa late chilhood dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak yang lebih lama dan ada juga yang lebih singkat. Umumnya anak perempuan masa late chilhood berlangsung antara umur enam sampai tiga belas tahun,sedangkan anak laki-laki umumnya dari umur enam sampai enam belas tahun.
A. CIRI AKHIR MASA KANAK-KANAK
Label yang digunakan oleh orang tua
bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
Label yang digunakan oleh pendidik
para pendidik memberikan label late chilhood pada masa usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh pengetahuan-pengetahuan dasar yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada masa dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Label yang digunakan para ahli psikologi
bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok. Keadaan ini mendorong ahli psikologi untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri.
B. PERKEMBANGAN FISIK PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak. Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketegangan emosi juga mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dibandingkan anak yang memiliki gangguan emosional.
PERKEMBANGAN FISIK PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci
Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3 sampai 5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat badan 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik meghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dagu yang melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung bertambah besar dan semakin berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik sangat mencolok pada kahir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan kesederhanaan pada saat ini.
Perbandingan Otot-Lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya melejit pada awal pubertas.
Gigi
Pada pemulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai dua puluh dua gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan, munculnya selama masa remaja.
C. KETERAMPILAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Keterampilan yang dipelajari anak-anak yang lebih besar tergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan belajar, sebagian pada bentuk tubuh, dan sebagian pada apa yang sedang digemarinya.
KATEGORI KETERAMPILAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Keterampilan menolong diri sendiri
Anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan perhatian yang sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
Keterampilan menolong orang lain
Keterampilan menurut kategori ini bertalian dengan menolong orang-orang lain. Di rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu; di sekolah mencakup mengosongkan tempat sampahdan membersihkan papan tulis, dan msih banyak lagi.
Keterampilan sekolah
Di sekolah, anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, dan keterampilan lainnya.
Keterampilan bermain
Anak yang lebih besar belajar berbagai keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda, dan berenang.
D. KEMAJUAN-KEMAJUAN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
• Kemajuan berbicara
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompok. Hali ini mendorong anak untuk memperbaiki cara bicaranya agar menjadi cara bicara yang lebih baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial tidak diterima. Hal ini menambah dorongan anak untuk memperbaiki kemampuan berbicaranya. Yang paling penting, anak mengerti bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain.
Bentuk-bentuk dari kemajuan berbicara adalah sebagai berikut :
a. Penambahan kosa kata anak
b. Pengucapan yang lebih baik dan teratur
c. Penggunaan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat
d. Kemajuan dalam pengertian
e. Isi pembicaraan yang lebih luas
f. Banyak berbicara sebagai salah satu bentuk sosialisasi
KOSA KATA KHUSUS PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Kosa kata etiket
Pada akhir kelas satu, anak yang di rumah dilatih menggunakan kata-kata seperti “minta tolong” dan “terima kasih” mempunyai kosa kata etiket orang-orang dewasa dalam lingkungan keluarganya.
Kosa kata warna
Anak belajar nama semua warna yang umum dan warna yang tidak terlampau umum di[elajari segera setelah masuk sekolah dan memperoleh pendidikan formal dalam kesenian.
Kosa kata bilangan
Dari pelajaran berhitung di sekolah anak belajar nama dan arti bilangan.
Kosa kata waktu
Kosa kata dari anak yang lebih besar sama dengan anak dengan kosa kata waktu dari orang dewasa dengan siapa dia berhubungan, walaupun pengertiannya tentang kata-kata waktu tidak tepat.
Kosa kata populer dan Kosa kata makian
Anak belajar kosa kata populer dan kosa kata makian kanak-kanak dan dari anak-anak yang lebih besar di lingkungan tetangganya. Dengan menggunakan kata tersebut anak tersebut merasa “dewasa” dan mengetahui bahwa menggunakan kata tersebut memiliki nilai perhatian yang besar.
Kosa kata rahasia
Anak menggunakan kata rahasia dengan sahabatnya. bisa berupa tulisan, terdiri atas simbol-simbol dab kode-kode. Dalam bentuk lisan, terdiri atas kata-kata yang dirusak. Dalam bentuk kinetik, terdiri atas isyarat-isyarat tubuh.
E. EMOSI DAN UNGKAPAN-UNGKAPAN EMOSI
Anak segera mengetahui bahwa ungkapan emosi, terutama emosi yang kurang baik, secara sosial tidak diterima teman-teman sebaya. Anak belajar bahwa ledakan emosi adalah perilaku bayi, reaksi mundur sebagai pengecut, dan menyakiti hati orang lain karena cemburu dianggap tidak sportif.
Keinginan kuat untuk mengendalikan emosi tidak berlaku di rumah. Umumnya, ungkapan emosional pada akhir masa kanak-kanak adalah sesuatu yang menyenangkan. Tidak semua emosi pada usia ini menyenangkan. Banyak ledakan emosi terjadi dan anak menderita kekhawatiran dan perasaan kecewa.
• Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pola pada awal masa kanak-kanak. Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak yaitu :
a. Amarah
Penyebab amarah pada umumnya adalah pertengkaran karena permainan, tidak tercapai keinginan dan mendapat perlawanan hebat dari anak lain.
b. Takut
Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan membuat seorang anak takut.
c. Cemburu
Anak menjadi cemburu apabila mengetahui bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua beralih kepada hal yang lain.
d. Ingin tahu
Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal yang baru dilihatnya, ingin tahu pula tentang tubuhnya dan tubuh orang lain.
e. Iri hati
Anak-anak sering merasa iri hati terhadap kemampuan atau barang yang dimiliki oleh orang lain.
f. Gembira
Anak-anak merasa gembira karena merasakan sesuatu yang membuatnya nyaman.
g. Sedih
Anak-anak merasa sedih apabila kehilangan segala sesuatu yang dicintainya atau yang dianggap penting untuk dirinya.
h. Kasih sayang
Anak-anak belajar mencintai segala sesuatu yang dianggap penting olehnya atau yang membuatnya senang.
• Periode meningginya emosi
Pada masa ini, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung tidak menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidak seimbangan, yaitu di mana anak sulit unutk dihadapi.
Meningginya emosi dapat disebabkan oleh keadaan fisik atau lingkungan, keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Namun pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
• Permulaan kartasis emosional
Dengan mengekang ungkapan emosional eksternal anak menjadi gelisah, tegang, dan mudah tersinggung oleh masalah yang kecil sekalipun. Karena keadaan emosi yang tidak tersalurkan tidak menyenangkan bagi anak. Cara meredakan emosi yang tidak tersalurkan ini disebut kartasis emosional.
Meskipun banyak bentuk kartasis yang digunakan, tetapi anak menemukan melalui cara coba-coba dan bukan melalui bimbingan, bahwa ada beberapa bentuk yang lebih baik dan secara sosial lebih diterima daripada bentuk lainnya. Contohnya adalah menangis, tertawa, atau menyibukan diri, dan lain-lain.
Akhir masa kanak-kanak (late chilhood) berlangsung mulai dari umur enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa late chilhood ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian kepribadian dan penyesuaian sosial anak.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang sangat menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan dapat mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Perubahan fisik yang terjadi menjelang berakhirnya masa kanak-kanak menimbulkan keadaan ketidakseimbangan di mana pola kehidupan yang sudah terbiasa menjadi terganggu dan anak selama beberapa saat merasa terganggu sampai tercapainya penyesuaian diri terhadap perubahan ini.
Tibanya masa late chilhood dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
Ini disebabkan perbedaan dalam kematangan seksual anak laki-laki dan perempuan. Dengan demikian, ada anak yang mengalami masa kanak-kanak yang lebih lama dan ada juga yang lebih singkat. Umumnya anak perempuan masa late chilhood berlangsung antara umur enam sampai tiga belas tahun,sedangkan anak laki-laki umumnya dari umur enam sampai enam belas tahun.
A. CIRI AKHIR MASA KANAK-KANAK
Label yang digunakan oleh orang tua
bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.
Label yang digunakan oleh pendidik
para pendidik memberikan label late chilhood pada masa usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh pengetahuan-pengetahuan dasar yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada masa dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Label yang digunakan para ahli psikologi
bagi ahli psikologi, akhir masa kanak-kanak adalah usia berkelompok. Keadaan ini mendorong ahli psikologi untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri.
B. PERKEMBANGAN FISIK PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak. Kesehatan dan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketegangan emosi juga mempengaruhi pertumbuhan fisik. Anak yang tenang tumbuh lebih cepat dibandingkan anak yang memiliki gangguan emosional.
PERKEMBANGAN FISIK PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Tinggi
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci
Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi daripada kenaikan tinggi, berkisar antara 3 sampai 5 pon per tahun. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai berat badan 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon.
Perbandingan Tubuh
Meskipun kepala masih terlampau besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Beberapa perbandingan wajah yang kurang baik meghilang dengan bertambah besarnya mulut dan rahang, dagu yang melebar dan merata, bibir semakin berisi, hidung bertambah besar dan semakin berbentuk. Badan memanjang dan menjadi lebih langsing, leher menjadi lebih panjang, dada melebar, perut tidak buncit, lengan dan tungkai memanjang, dan tangan dan kaki dengan lambat tumbuh membesar.
Kesederhanaan
Perbandingan tubuh yang kurang baik sangat mencolok pada kahir masa kanak-kanak menyebabkan meningkatkan kesederhanaan pada saat ini.
Perbandingan Otot-Lemak
Selama akhir masa kanak-kanak, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya melejit pada awal pubertas.
Gigi
Pada pemulaan pubertas, umumnya seorang anak sudah mempunyai dua puluh dua gigi tetap. Keempat gigi terakhir disebut dengan gigi kebijaksanaan, munculnya selama masa remaja.
C. KETERAMPILAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Keterampilan yang dipelajari anak-anak yang lebih besar tergantung pada lingkungan, sebagian pada kesempatan belajar, sebagian pada bentuk tubuh, dan sebagian pada apa yang sedang digemarinya.
KATEGORI KETERAMPILAN AKHIR MASA KANAK-KANAK
Keterampilan menolong diri sendiri
Anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan perhatian yang sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
Keterampilan menolong orang lain
Keterampilan menurut kategori ini bertalian dengan menolong orang-orang lain. Di rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu; di sekolah mencakup mengosongkan tempat sampahdan membersihkan papan tulis, dan msih banyak lagi.
Keterampilan sekolah
Di sekolah, anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, membentuk tanah liat, dan keterampilan lainnya.
Keterampilan bermain
Anak yang lebih besar belajar berbagai keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda, dan berenang.
D. KEMAJUAN-KEMAJUAN PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
• Kemajuan berbicara
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompok. Hali ini mendorong anak untuk memperbaiki cara bicaranya agar menjadi cara bicara yang lebih baik. Anak juga mendapatkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi yang sederhana seperti menangis dan gerak isyarat, secara sosial tidak diterima. Hal ini menambah dorongan anak untuk memperbaiki kemampuan berbicaranya. Yang paling penting, anak mengerti bahwa inti komunikasi adalah bahwa ia mampu mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain.
Bentuk-bentuk dari kemajuan berbicara adalah sebagai berikut :
a. Penambahan kosa kata anak
b. Pengucapan yang lebih baik dan teratur
c. Penggunaan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat
d. Kemajuan dalam pengertian
e. Isi pembicaraan yang lebih luas
f. Banyak berbicara sebagai salah satu bentuk sosialisasi
KOSA KATA KHUSUS PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Kosa kata etiket
Pada akhir kelas satu, anak yang di rumah dilatih menggunakan kata-kata seperti “minta tolong” dan “terima kasih” mempunyai kosa kata etiket orang-orang dewasa dalam lingkungan keluarganya.
Kosa kata warna
Anak belajar nama semua warna yang umum dan warna yang tidak terlampau umum di[elajari segera setelah masuk sekolah dan memperoleh pendidikan formal dalam kesenian.
Kosa kata bilangan
Dari pelajaran berhitung di sekolah anak belajar nama dan arti bilangan.
Kosa kata waktu
Kosa kata dari anak yang lebih besar sama dengan anak dengan kosa kata waktu dari orang dewasa dengan siapa dia berhubungan, walaupun pengertiannya tentang kata-kata waktu tidak tepat.
Kosa kata populer dan Kosa kata makian
Anak belajar kosa kata populer dan kosa kata makian kanak-kanak dan dari anak-anak yang lebih besar di lingkungan tetangganya. Dengan menggunakan kata tersebut anak tersebut merasa “dewasa” dan mengetahui bahwa menggunakan kata tersebut memiliki nilai perhatian yang besar.
Kosa kata rahasia
Anak menggunakan kata rahasia dengan sahabatnya. bisa berupa tulisan, terdiri atas simbol-simbol dab kode-kode. Dalam bentuk lisan, terdiri atas kata-kata yang dirusak. Dalam bentuk kinetik, terdiri atas isyarat-isyarat tubuh.
E. EMOSI DAN UNGKAPAN-UNGKAPAN EMOSI
Anak segera mengetahui bahwa ungkapan emosi, terutama emosi yang kurang baik, secara sosial tidak diterima teman-teman sebaya. Anak belajar bahwa ledakan emosi adalah perilaku bayi, reaksi mundur sebagai pengecut, dan menyakiti hati orang lain karena cemburu dianggap tidak sportif.
Keinginan kuat untuk mengendalikan emosi tidak berlaku di rumah. Umumnya, ungkapan emosional pada akhir masa kanak-kanak adalah sesuatu yang menyenangkan. Tidak semua emosi pada usia ini menyenangkan. Banyak ledakan emosi terjadi dan anak menderita kekhawatiran dan perasaan kecewa.
• Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak
Pola emosi yang umum pada akhir masa kanak-kanak sama dengan pola pada awal masa kanak-kanak. Emosi yang umum pada awal masa kanak-kanak yaitu :
a. Amarah
Penyebab amarah pada umumnya adalah pertengkaran karena permainan, tidak tercapai keinginan dan mendapat perlawanan hebat dari anak lain.
b. Takut
Pembiasaan, peniruan, dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan membuat seorang anak takut.
c. Cemburu
Anak menjadi cemburu apabila mengetahui bahwa perhatian dan kasih sayang orang tua beralih kepada hal yang lain.
d. Ingin tahu
Anak memiliki rasa ingin tahu terhadap hal yang baru dilihatnya, ingin tahu pula tentang tubuhnya dan tubuh orang lain.
e. Iri hati
Anak-anak sering merasa iri hati terhadap kemampuan atau barang yang dimiliki oleh orang lain.
f. Gembira
Anak-anak merasa gembira karena merasakan sesuatu yang membuatnya nyaman.
g. Sedih
Anak-anak merasa sedih apabila kehilangan segala sesuatu yang dicintainya atau yang dianggap penting untuk dirinya.
h. Kasih sayang
Anak-anak belajar mencintai segala sesuatu yang dianggap penting olehnya atau yang membuatnya senang.
• Periode meningginya emosi
Pada masa ini, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung tidak menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidak seimbangan, yaitu di mana anak sulit unutk dihadapi.
Meningginya emosi dapat disebabkan oleh keadaan fisik atau lingkungan, keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Namun pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber.
• Permulaan kartasis emosional
Dengan mengekang ungkapan emosional eksternal anak menjadi gelisah, tegang, dan mudah tersinggung oleh masalah yang kecil sekalipun. Karena keadaan emosi yang tidak tersalurkan tidak menyenangkan bagi anak. Cara meredakan emosi yang tidak tersalurkan ini disebut kartasis emosional.
Meskipun banyak bentuk kartasis yang digunakan, tetapi anak menemukan melalui cara coba-coba dan bukan melalui bimbingan, bahwa ada beberapa bentuk yang lebih baik dan secara sosial lebih diterima daripada bentuk lainnya. Contohnya adalah menangis, tertawa, atau menyibukan diri, dan lain-lain.
Memory
Ingatan (Memory)
Socrates pernah mengemukakan perumpamaan tentang memory manusia dengan gundukan lilin dikepala, dimana setiap individu memiliki besar dan komposisi yang berbeda. Pada masa sekarang, kita menganalogikan lilin diatas sebagai harddisk, disket dan sebagainya. Dari perumpaan diatas kita dapat ambil beberapa kesimpulan mengenai memori, yaitu :
1. Memory tergantung pada persepsi dan pengalaman.
2. Pengalaman meninggalkan jejak di otak kita.
3. Terdapat perbedaan memory antara satu dengan yang lain.
4. selain ingat,lupa juga akan muncul.
5. Beberapa pengalaman tidak tersimpan sehingga menimbulkan lupa.
Dari kesimpulan diatas kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemamuan menyimpan saja tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang dilihat.
Kemampuan tersebut lebih dikenal dengan istilah Encoding (Pengkodean apa yang dipersepsikan, yaitu proses penerimaan), Strorage (Penyimpanan), Retrieval (Menimbulkan kembali apa yang disimpan).
A. TEORI-TEORI MEMORI
Teori yang paling banyak diterima oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu :
1. Proses Encoding (pengkodean apa yang dipersepsikan dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu sesuai dengan perangkat yang ada pada organisme).
Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara yaitu :
a) Tidak sengaja
b) Sengaja
2. Proses Storage (Penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding).proses ini disebut juga retensi yaitu suatu proses pengendapan informasi yang diterimanya.
Penyimpanan informasi merupakan mekanisme yang sangat penting dalam memori. Setiap proses belajar meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam diri seseorang, meskipun jejak ingatan tersebut memungkinkan untuk mengingat lagi tetapi tidak semua jejak ingatan tersebut dapat hilang.
3. Proses retrieval (pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya).mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi persoalan sehari-hari. Hilgard (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :
a. Recall
b. Recognition
c. Redintegrative
Teori tentang memori yang melibatkan Proses encoding, storage, dan retrival ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968) menurut teori mereka, memori juga melalui proses encoding, storage, dan retrival.
Namun dalam proses tersebut juga terlibat pula tiga system memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term Memory).
MEMORI SENSORIS
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlansung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a. Encoding dalam memori sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian tertentu dari otak.
b. Storage dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang.
MEMORI JANGKA PENDEK
Memori jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut masih dibutuhkan.
a. Encoding dalam memori jangka pendek
Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris, akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
b. Storage dalam memori jangka pendek
Kapasitas dalam memori jangka pendek saat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang disebut dengan memory span task.
c. Retrieval dalam memori jangka pendek
Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu :
1) Parallel Search
2) Serial Search
MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang (L:ong Term Memory) adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relative permanent.
a. Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya hamper sama dengan memori jangka pendek hanya untuk memori jangka panjang perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini data dianalisis lebih jauh lagi.
b. Storage dalam memori jangka panjang
Proses encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanent.
Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga dapat menyimpan informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja secara efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima. Reorganisasi ini erat kaitannya dengan proses retrieval informasi.
c. Retrieval dalam memori jangka panjang
Penyimpanan memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar faedahnya karena kapasitas memorinya luar biasa besarnya. Informasi yang tersimpan sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk, maka proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa detik saja.
Socrates pernah mengemukakan perumpamaan tentang memory manusia dengan gundukan lilin dikepala, dimana setiap individu memiliki besar dan komposisi yang berbeda. Pada masa sekarang, kita menganalogikan lilin diatas sebagai harddisk, disket dan sebagainya. Dari perumpaan diatas kita dapat ambil beberapa kesimpulan mengenai memori, yaitu :
1. Memory tergantung pada persepsi dan pengalaman.
2. Pengalaman meninggalkan jejak di otak kita.
3. Terdapat perbedaan memory antara satu dengan yang lain.
4. selain ingat,lupa juga akan muncul.
5. Beberapa pengalaman tidak tersimpan sehingga menimbulkan lupa.
Dari kesimpulan diatas kita dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemamuan menyimpan saja tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali apa yang dilihat.
Kemampuan tersebut lebih dikenal dengan istilah Encoding (Pengkodean apa yang dipersepsikan, yaitu proses penerimaan), Strorage (Penyimpanan), Retrieval (Menimbulkan kembali apa yang disimpan).
A. TEORI-TEORI MEMORI
Teori yang paling banyak diterima oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu :
1. Proses Encoding (pengkodean apa yang dipersepsikan dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu sesuai dengan perangkat yang ada pada organisme).
Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara yaitu :
a) Tidak sengaja
b) Sengaja
2. Proses Storage (Penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding).proses ini disebut juga retensi yaitu suatu proses pengendapan informasi yang diterimanya.
Penyimpanan informasi merupakan mekanisme yang sangat penting dalam memori. Setiap proses belajar meninggalkan jejak-jejak (traces) dalam diri seseorang, meskipun jejak ingatan tersebut memungkinkan untuk mengingat lagi tetapi tidak semua jejak ingatan tersebut dapat hilang.
3. Proses retrieval (pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya).mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi persoalan sehari-hari. Hilgard (1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :
a. Recall
b. Recognition
c. Redintegrative
Teori tentang memori yang melibatkan Proses encoding, storage, dan retrival ini paling banyak disetujui oleh para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information-Processing. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968) menurut teori mereka, memori juga melalui proses encoding, storage, dan retrival.
Namun dalam proses tersebut juga terlibat pula tiga system memori yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (Short-Term Memory), memori jangka panjang (Long-Term Memory).
MEMORI SENSORIS
Memori sensoris berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera kita. Proses memori sensoris dapat dikatakan sebagai proses penyimpanan melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlansung dalam jangka waktu yang sangat pendek.
a. Encoding dalam memori sensoris
Pada saat mata kita melihat sesuatu, atau telinga kita mendengar sesuatu, informasi dari indera-indera itu akan diubah dalam bentuk impuls-impuls neutral dan dihantarkan ke bagian-bagian tertentu dari otak.
b. Storage dalam memori sensoris
Memori sensoris ternyata mempunyai kapasitas penyimpanan informasi yang amat besar, tetapi informasi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang.
MEMORI JANGKA PENDEK
Memori jangka pendek (Short Term Memory) atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama memori tersebut masih dibutuhkan.
a. Encoding dalam memori jangka pendek
Mula-mula akan berlangsung proses encoding seperti memori sensoris, akan tetapi informasi yang telah diterima oleh otak kemudian dikenal oleh suatu proses yang disebut control processes, yaitu suatu suatu proses yang mengatur laju dan mengalirnya informasi.
b. Storage dalam memori jangka pendek
Kapasitas dalam memori jangka pendek saat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi dalam jangka waktu tertentu. Kapasitas itu dapat dilihat dengan percobaan yang disebut dengan memory span task.
c. Retrieval dalam memori jangka pendek
Kapasitas memori jangka pendek sangat terbatas. Oleh karena itu proses mengingat dalam memori jangka pendek tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada dua cara mengingat dalam memori jangka pendek, yaitu :
1) Parallel Search
2) Serial Search
MEMORI JANGKA PANJANG
Memori jangka panjang (L:ong Term Memory) adalah suatu proses penyimpanan informasi yang relative permanent.
a. Encoding dalam memori jangka panjang
Prosesnya hamper sama dengan memori jangka pendek hanya untuk memori jangka panjang perlu dilakukan proses selanjutnya yaitu semantic atau imagery coding. Dalam proses ini data dianalisis lebih jauh lagi.
b. Storage dalam memori jangka panjang
Proses encoding dalam memori ini dilakukan dengan penyaringan berdasarkan arti dari informasi bagi individu tersebut. Oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanent.
Selain daripada itu, kapasitasnya besar sehingga dapat menyimpan informasi yang sangat banyak. Meskipun demikian, memori bekerja secara efisien yaitu dengan jalan me-reorganisasi informasi yang diterima. Reorganisasi ini erat kaitannya dengan proses retrieval informasi.
c. Retrieval dalam memori jangka panjang
Penyimpanan memori ini sangat terorganisir, organisasi ini besar faedahnya karena kapasitas memorinya luar biasa besarnya. Informasi yang tersimpan sifatnya terorganisasi, maka bila diberi petunjuk, maka proses mengingatnya hanya berlangsung beberapa detik saja.
MOTIF-MOTIF SOSIAL
MOTIF-MOTIF SOSIAL
Motif sosial adalah keadaan motif yang kompleks yang merupakan sumber dari banyak tindakan manusia. Motif-motif itu disebut sosial karena mereka dipelajari dalam kelompok, khususnya kelopok keluarga ketika mereka tumbuh sebagai anak. Karena biasanya motif ini melibatkan orang lain untuk berinteraksi.
Tiga motif sosial yang paling penting adalah motif untuk berafiliasi, motif untuk kekuasaan, dan motif untuk berprestasi. Pengukuran motif –motif sosial dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :
a) Tes Proyektif
Tes-tes atau teknik-teknik ini didasarkan pada gagasan bahwa orang akan membaca perasaan dan kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri dalam materi yang ambigu atau tidak terstruktur, deskripsi mereka tentang materi-materi tersebut akan memunculkan motif-motif sosial karena mereka akan dapat memproyeksikan motif mereka ke materi-materi tadi.
b) Kuesioner Pribadi
Beberapa tes tertulis disebut kuesioner atau inventori, telah dikembangkan untuk dapat mengukur kekuatan dari motif-motif sosial. Inventori-inventori ini berisikan pertanyaan tentang tipe-tipe dan preferensi perilaku seseorang.
c) Tes Situasional
Cara ketiga untuk mengukur motif-motif sosial adalah menciptakan situasi dimana tindakan seseorang akan menampakan motif-motif dominan mereka.
Motif sosial adalah keadaan motif yang kompleks yang merupakan sumber dari banyak tindakan manusia. Motif-motif itu disebut sosial karena mereka dipelajari dalam kelompok, khususnya kelopok keluarga ketika mereka tumbuh sebagai anak. Karena biasanya motif ini melibatkan orang lain untuk berinteraksi.
Tiga motif sosial yang paling penting adalah motif untuk berafiliasi, motif untuk kekuasaan, dan motif untuk berprestasi. Pengukuran motif –motif sosial dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :
a) Tes Proyektif
Tes-tes atau teknik-teknik ini didasarkan pada gagasan bahwa orang akan membaca perasaan dan kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri dalam materi yang ambigu atau tidak terstruktur, deskripsi mereka tentang materi-materi tersebut akan memunculkan motif-motif sosial karena mereka akan dapat memproyeksikan motif mereka ke materi-materi tadi.
b) Kuesioner Pribadi
Beberapa tes tertulis disebut kuesioner atau inventori, telah dikembangkan untuk dapat mengukur kekuatan dari motif-motif sosial. Inventori-inventori ini berisikan pertanyaan tentang tipe-tipe dan preferensi perilaku seseorang.
c) Tes Situasional
Cara ketiga untuk mengukur motif-motif sosial adalah menciptakan situasi dimana tindakan seseorang akan menampakan motif-motif dominan mereka.
MOTIVASI AKTUALISASI DIRI
MOTIVASI AKTUALISASI DIRI
Aktualisasi diri berasal dari kata aktual yang diberi oleh akhiran –isasi. Aktualisasi diri itu sendiri memiliki arti yaitu suatu sikap yang senantiasa berusaha memenuhi tuntutan yang ada dalam diri yang harus segera dipenuhi guna memasuki jenjang kebutuhan yang lebih tinggi lagi.
Aktualisasi itu sendiri sebenarnya merujuk pada kebutuhan pribadi dari seorang manusia untuk mengembangkan potensinya. Tujuan orang untuk mengaktualisasikan kemampuan mereka tentu saja berbeda antara satu dengan yang lain.
Berbicara mengenai aktualisasi diri tentunya kita akan langsung mengingat tokoh psikologi humanistik yang terkenal dengan piramida aktualisasi diri. Apa yang ada dibenak anda? Anda benar Abraham Maslow, dia adalah tokoh psikologi humanistik yang terkenal dengan piramida maslow-nya.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau di dapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Aktualisasi diri berasal dari kata aktual yang diberi oleh akhiran –isasi. Aktualisasi diri itu sendiri memiliki arti yaitu suatu sikap yang senantiasa berusaha memenuhi tuntutan yang ada dalam diri yang harus segera dipenuhi guna memasuki jenjang kebutuhan yang lebih tinggi lagi.
Aktualisasi itu sendiri sebenarnya merujuk pada kebutuhan pribadi dari seorang manusia untuk mengembangkan potensinya. Tujuan orang untuk mengaktualisasikan kemampuan mereka tentu saja berbeda antara satu dengan yang lain.
Berbicara mengenai aktualisasi diri tentunya kita akan langsung mengingat tokoh psikologi humanistik yang terkenal dengan piramida aktualisasi diri. Apa yang ada dibenak anda? Anda benar Abraham Maslow, dia adalah tokoh psikologi humanistik yang terkenal dengan piramida maslow-nya.
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau di dapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.
Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
MOTIVASI BIOLOGIS
MOTIVASI BIOLOGIS
Motivasi biologis secara luas adalah berakar dari fisiologis dari tubuh. Ada banyak motif, termasuk lapar, haus, keinginan untuk seks, dan lain-lain.
1. Pencetus Motif Biologis
Banyak motif biologis yang dicetuskan, sebagian datan dari keadaan seimbang fisiologis tubuh. Tubuh cenderung mempertahankan suatu keadaan ekuilibrium atau seimbang yang disebut dengan istilah homeostatis dalam banyak sekali proses internal dalam tubuh.
Jadi, keadaan motif biologis ditimbulkan, secara luas oleh hilangnya keseimbangan, dan perilaku yang dimotivasi didorong oleh homeostatis yang tidak seimbang membantu untuk memulihkan kondisi yang seimbang.
2. Motivasi Lapar
Tentu saja kita harus makan untuk tetap hidup. Proses biologis yang menopang hidup memperoleh energi mereka dan substansi kimia dari makanan. Jadi, dapat dimengerti bahwa lapar adalah motif primer yang diperlukan untuk hidup.
3. Motivasi Minum
Kita minum untuk membantu proses kimiawi yang ada dalam ditubuh kita. Dicetuskan oleh stimulus ini dan insentif. Minum digunakan untuk mempertahankan cairan yang ada dalam tubuh kita. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat berakibat tidak seimbangnya kinerja dalam tubuh kita dan hal tersebut tentunya membuat kita tidak nyaman. Sesuatu yang tidak nyaman akan menimbulkan motif untuk menurunkan tegangan dalam diri kita. Jika haus maka motif yang akan dilakukan adalah minum.
4. Motivasi Seksual
Ketika kita mempertimbangkan motivasi seksual dari sudut pandang biologis, seks mempunyai ciri yang terangkai sebagai bagian dari dorongan biologis yang lain. Pertama, seks bukan diperlukan untuk mempertahankan hidup individu, kecuali bahwa seks tersebut diperlukan untuk kelangsungan hidup spesies tersebut. Kedua, perilaku seks tidak ditimbulkan dari kekurangan substansi kimia tertentu dalam tubuh. Ketiga, motivasi seksual lebih dipengaruhi oleh informasi pancaindera dan lingkungan, yaitu insentif dibandingkan dengan motivasi biologis lainnya.
Motivasi biologis secara luas adalah berakar dari fisiologis dari tubuh. Ada banyak motif, termasuk lapar, haus, keinginan untuk seks, dan lain-lain.
1. Pencetus Motif Biologis
Banyak motif biologis yang dicetuskan, sebagian datan dari keadaan seimbang fisiologis tubuh. Tubuh cenderung mempertahankan suatu keadaan ekuilibrium atau seimbang yang disebut dengan istilah homeostatis dalam banyak sekali proses internal dalam tubuh.
Jadi, keadaan motif biologis ditimbulkan, secara luas oleh hilangnya keseimbangan, dan perilaku yang dimotivasi didorong oleh homeostatis yang tidak seimbang membantu untuk memulihkan kondisi yang seimbang.
2. Motivasi Lapar
Tentu saja kita harus makan untuk tetap hidup. Proses biologis yang menopang hidup memperoleh energi mereka dan substansi kimia dari makanan. Jadi, dapat dimengerti bahwa lapar adalah motif primer yang diperlukan untuk hidup.
3. Motivasi Minum
Kita minum untuk membantu proses kimiawi yang ada dalam ditubuh kita. Dicetuskan oleh stimulus ini dan insentif. Minum digunakan untuk mempertahankan cairan yang ada dalam tubuh kita. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat berakibat tidak seimbangnya kinerja dalam tubuh kita dan hal tersebut tentunya membuat kita tidak nyaman. Sesuatu yang tidak nyaman akan menimbulkan motif untuk menurunkan tegangan dalam diri kita. Jika haus maka motif yang akan dilakukan adalah minum.
4. Motivasi Seksual
Ketika kita mempertimbangkan motivasi seksual dari sudut pandang biologis, seks mempunyai ciri yang terangkai sebagai bagian dari dorongan biologis yang lain. Pertama, seks bukan diperlukan untuk mempertahankan hidup individu, kecuali bahwa seks tersebut diperlukan untuk kelangsungan hidup spesies tersebut. Kedua, perilaku seks tidak ditimbulkan dari kekurangan substansi kimia tertentu dalam tubuh. Ketiga, motivasi seksual lebih dipengaruhi oleh informasi pancaindera dan lingkungan, yaitu insentif dibandingkan dengan motivasi biologis lainnya.
Pengertian Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Belajar
Sebelum memabahas lebih jauh mengenai motivasi belajar, maka akan diuraikan terlebih dahulu pengertian dari motivasi secara umum. Menurut Hillgard dan Russel (dalam Afshyus Salamah, 2006), motivasi dapat diartikan sebagai proses perubahan tenaga dalam diri seseorang, yang lebih ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapaitujuan. Sedangkan menurut Woodworth dan Marquis (dalam Afshyus Salamah, 2006), mengatakan bahwa motivasi adalah satu set motif atau kesiapan yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakan, yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu. Menggerakan, yang berarti menyalurkan tingkah laku terhadap sesuatu, menopang tingkah laku manusia, yakni lingkungan sekitar harus menguatkan (Reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu (Purwanto, 2003).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan-dorongan dari dalam diri seseorang, yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.
Brophy (dalam Afshyus Salamah, 2006) pengertian dari motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Selanjutnya menurut Winkle (dalam Afshyus Salamah, 2006), mengatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menimbulkan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Wlodkowski dan Jaynes (dalam Afshyus Salamah, 2006), bahwa motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar, mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar, dijelaskannya lagi, bahwa membantu anak dalam mengembangkan sebuah motivasi belajar dalam pengertian kependidikan secara luas yaitu menilai dan menyenangi membaca, menulis, berpikir, menghitung, memecahkan masalah dan hal yang serupa lainnya.
Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya.
Sebelum memabahas lebih jauh mengenai motivasi belajar, maka akan diuraikan terlebih dahulu pengertian dari motivasi secara umum. Menurut Hillgard dan Russel (dalam Afshyus Salamah, 2006), motivasi dapat diartikan sebagai proses perubahan tenaga dalam diri seseorang, yang lebih ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi mencapaitujuan. Sedangkan menurut Woodworth dan Marquis (dalam Afshyus Salamah, 2006), mengatakan bahwa motivasi adalah satu set motif atau kesiapan yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut kebanyakan definisi, motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakan, yang berarti menimbulkan kekuatan pada individu. Menggerakan, yang berarti menyalurkan tingkah laku terhadap sesuatu, menopang tingkah laku manusia, yakni lingkungan sekitar harus menguatkan (Reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu (Purwanto, 2003).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan-dorongan dari dalam diri seseorang, yang menjadikan individu cenderung melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.
Brophy (dalam Afshyus Salamah, 2006) pengertian dari motivasi belajar adalah suatu kecenderungan siswa untuk melakukan kegiatan akademi yang berarti dan berguna, untuk meraih hasil yang baik dari kegiatan tersebut. Selanjutnya menurut Winkle (dalam Afshyus Salamah, 2006), mengatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menimbulkan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.
Pengertian lain dikemukakan oleh Wlodkowski dan Jaynes (dalam Afshyus Salamah, 2006), bahwa motivasi belajar merupakan suatu proses internal yang ada dalam diri seseorang yang memberikan gairah atau semangat dalam belajar, mengandung usaha untuk mencapai tujuan belajar, dimana terdapat pemahaman dan pengembangan belajar, dijelaskannya lagi, bahwa membantu anak dalam mengembangkan sebuah motivasi belajar dalam pengertian kependidikan secara luas yaitu menilai dan menyenangi membaca, menulis, berpikir, menghitung, memecahkan masalah dan hal yang serupa lainnya.
Dari uraian diatas, yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya belajar namun juga menghargai dan menikmati belajarnya.
Sejarah Sikap
Sikap
1. Historis
• 1862 : Dikembangkan oleh Herbert Spencer, Istilah sikap pertama kali digunakan . Sikap diartikan sebagai status mental seseorang, dan sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang.
Contohnya : Posisi duduk seseorang.
• 1888 : Dikembangkan oleh Lange, istilah sikap digunakan dalam bidang eksperimen. Salah satu eksperimen adalah Task attitude (Aufgabe) adalah kesiapan yang ada dalam diri seseorang untuk menerima respon. Sikap mencakup aspek mental dan respon fisik.
Contohnya : Kesiapan belajar
• 1918 : Dikembangkan oleh Thomas dan Znaniecki, Psikologi Sosial adalah Studi Ilmiah mengenai sikap.
2. Definisi
• Orientasi kepada respon : Dikembangkan Oleh L. Thurstone, R. Likert, dan C. Osgood.
Mereka berpendapat bahwa perasaan Favorable dan Unfavorable pada objek tertentu.
• Orientasi kepada kesiapan respon : Dikembangkan Oleh Chave, Bogardus, La Pierre, Mead, dan Allport.
Kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
• Orientasi kepada skema triadik : Dikembangkan oleh Secord dan Backman.
Terdapat 2 Pendekatan dalam mengklasifikasikan sikap :
Memandang sikap sebagai suatu kombinasi antara kognitif, afektif, dan konatif terhadap suatu objek.
Meragukan konsistensi ketiganya.
3. Komponen atau struktur sikap
• Kognisi : Berhubungan dengan belief (keyakinan atau kepercayaan), ide dan konsep.
• Afeksi : Berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang.
• Konasi : Kecenderungan bertingkah laku.
1. Historis
• 1862 : Dikembangkan oleh Herbert Spencer, Istilah sikap pertama kali digunakan . Sikap diartikan sebagai status mental seseorang, dan sering dikaitkan dengan konsep mengenai postur fisik atau posisi tubuh seseorang.
Contohnya : Posisi duduk seseorang.
• 1888 : Dikembangkan oleh Lange, istilah sikap digunakan dalam bidang eksperimen. Salah satu eksperimen adalah Task attitude (Aufgabe) adalah kesiapan yang ada dalam diri seseorang untuk menerima respon. Sikap mencakup aspek mental dan respon fisik.
Contohnya : Kesiapan belajar
• 1918 : Dikembangkan oleh Thomas dan Znaniecki, Psikologi Sosial adalah Studi Ilmiah mengenai sikap.
2. Definisi
• Orientasi kepada respon : Dikembangkan Oleh L. Thurstone, R. Likert, dan C. Osgood.
Mereka berpendapat bahwa perasaan Favorable dan Unfavorable pada objek tertentu.
• Orientasi kepada kesiapan respon : Dikembangkan Oleh Chave, Bogardus, La Pierre, Mead, dan Allport.
Kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
• Orientasi kepada skema triadik : Dikembangkan oleh Secord dan Backman.
Terdapat 2 Pendekatan dalam mengklasifikasikan sikap :
Memandang sikap sebagai suatu kombinasi antara kognitif, afektif, dan konatif terhadap suatu objek.
Meragukan konsistensi ketiganya.
3. Komponen atau struktur sikap
• Kognisi : Berhubungan dengan belief (keyakinan atau kepercayaan), ide dan konsep.
• Afeksi : Berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang.
• Konasi : Kecenderungan bertingkah laku.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangn kepribadian dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-anak dalam membentuk karakter seseorang.
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya merupakn elborasi dari struktur dasar tadi. Anehnya, Freud jarang sekali meneliti anak secara langsung. Dia mendasari teorinya dari analisis mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman masa kanak-kanaknya.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genital: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
1. Fase Oral (usia 0 – 1 tahun)
Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan/minum menjadi sumber kenikmatannya. Kenikmatan atau kepuasan diperoleh dari ransangan terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan menguyah (sesudah gigi tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak memuaskan). Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan (oral incorforation) dan menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototip dari bermacam sifat pada masa yang akan datang.
Kepuasan yang berlebihan pada masa oral akan membentuk oran incorporation personality pada masa dewasa, yakni orang menjadi senang/fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain). Sebaliknya, ketidakpuasan pada fase oral, sesudah dewasa orang menjadi tidak pernah puas, tamak (memakan apa saja) dalam mengumpulkan harta. Oral agression personality ditandai oleh kesenangan berdebat dan sikap sarkatik, bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibunya dalam menyusui. Mulut sebagai daerah erogen, terbawa sampai dewasa dalam bentuk yang lebih bervariasi, mulai dari menguyah permen karet, menggigit pensil, senang makan, menghisap rokok, menggunjing orang lain, sampai berkata-kata kotor/sarkastik.
2. Fase Anal (usia 1 – 3 tahun)
Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok ktivitas dinamik, kateksis dan anti kateksis berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan kotoran). Mengeluarkan faces menghilangkan perasaan tekanan yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Sepanjang tahap anal, latihan defakasi (toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Freud yakin toilet training adalah bentuk mulai dari belajar memuaskan id dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defakasi dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntutan sosial untuk mengontrol kebutuhan defakasi. Semua hambatan bentuk kontrol diri (self control) dan penguasaan diri (self mastery).
Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika ibu terlalu keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. Ini adalah prototip tingkahlaku keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality). Sebaliknya ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul sebagai sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasa/kekejaman (anal exspulsiveness personality).
3. Fase Fhalis (usia 3 – 5/6 tahun)
Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan).
Odipus kompleks adalah kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya; sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
Pada mulanya, anak (laki dan perempuan) sama-sama mencintai ibunya yang telah memenuhi kebutuhan mereka dan memandang ayah sebagai saingan dalam merebut kasih sayang ibu. Pada anak laki-laki, persaingan dengan ayah berakibat anak cemas kalau-kalau ayah memakai kekuasaannya untuk memenangkan persaingan merebut ibunya. Dia cemas penisnya akan dipotong oleh ayahnya. Gejala ini disebut cemas dikebiri atau castrationanxiety. Kecemasan inilah yang kemudian mendorong laki-laki mengidentifikasi iri dengan ayahnya. Identifikasi ini mempunyai beberapa manfaat :
1. Anak secara tidak langsung memperoleh kepuasan impuls seksual kepada ibunya, seperti kepuasan ayahnya.
2. Perasaan erotik kepada ibu (yang berbahaya) diubah menjadi sikap menurut/sayang kepada ibu.
3. Identifikasi kemudian menjadi sarana tepenting untuk mengembangkan superego adalah warisan dari oedipus complex.
4. Identifikasi menjadi ritual akhir dari odipus kompleks, yang sesudah itu ditekan(repressed) ke ketidaksadaran.
Pada anak perempuan, rasa sayang kepada ibu segera berubah menjadi kecewa dan benci sesudah mengetahui kelaminnya berbeda dengan anak laki-laki. Ibunya dianggap bertanggung jawab terhadap kastrasi kelaminnya, sehingga anak perempuan itu mentransfer cintanya kepada ayahnya yang memiliki organ berharga (yang juga ingin dimilikinya). Tetapi perasaan cinta itu bercampur dengan perasan iri penis (penis elvy) baik kepada ayah maupun kepada laki-laki secara umum.
Tidak seperti pada laki-laki, oedipus kompleks pada wanita tidak direpres, cinta kepada ayah tetap menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri. Perbedaan hakekat oedipus kompleks pada laki-laki dan wanita ini (disebut oleh pakar psikoanalisis pengikut freud : electra complex) merupakan dasar dari perbedaan psikologik di antara pria dan wanita. Electra complex menjadi reda ketika gadis menyerah tidak lagi mengembangkan seksual kepada ayahnya, dan mengidentifikasikan diri kembali kepada ibunya. Proses peredaan ini berjalan lebih lambat dibanding pada anak laki-laki dan juga kurang total atau sempurna. Energi untuk mengembangkan superego adalah energi yang semula dipakai dalam proses oedipus. Penyerahan energi yang lamban pada wanita membuat superego wanita lebih lemah/lunak, lebih fleksibel, dibanding superego laki-laki.
4. Fase Latent (usia 5/6 – 12/13 tahun)
Dari usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode perbedaan impuls seksual, disebut periode laten. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi fase laten lebih sebagai fenomena biologis, alih-lih bagian dari perkembangan psikoseksual.
Pada fase laten ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan hubungan teman sebaya. Fase laten juga ditandai dengan percepatan pembentukan super ego; orang tua bekerjasama dengan anak berusaha merepres impuls seks agar energi dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan superego. Anak menadi lebih mudah mmpelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum da sesudahnya (masa pubertas).
• Anak Laki-laki
• Identifikasi/mencintai ibu
• Benci ayah yang menjadi saingan & Cemas dikebiri
• Identiikasi kepada ayah
• Oedipus berhenti seketika
• Superego berkembang kuat • Anak Perempuan
• Identifikasi/mencintai ibu
• Penis envy & Superego Lemah
• Cinta kepada ayah & Identiikasi kepada ibu
• Oedipus kompleks berhenti
5. Fase Genital (usia 12/13 – dewasa)
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem endoktrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tandasesual primer.
Impuls pregenital bangun kembali dan membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk mencapai perkembangan kepribadian yang stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai sifat narkistik; individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah.
Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik dan altruistik.
Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepibadian. Ini ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan berdosa atau perasaan bersalah.
Pemuasan impuls libido melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol fisiologis terhadap impuls genital itu; sehingga akan membebaskan begitu banyak energi psikis yang semula dipakai untuk mengontrol libido, merepres perasaan berdosa, dan dipakai dalam konflik antara id-ego-superego dalam menangani libido itu.
Energi itulah yang kemudian dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa; belajar bekerja, menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab. Penyaluran kebutuhan insting ke obyek di luar yang altruistik itu telah menjadi cukup stabil, dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan melakukan pemindahan-pemindahan,sublimasi-sublimasi dan identifikasi-identifikasi. Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak, ditinjau dari dinamika kepribadian Freud :
1. Menunda kepuasan : Dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, tetapi lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang akan datang.
2. Tanggung jawab : Kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego berlangsung efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan.
3. Pemindahan/sulimasi : Mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam bidang seni, budaya dan keindahan.
Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangn kepribadian dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal-anak dalam membentuk karakter seseorang.
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap.
Freud yakin bahwa struktur dasar kepribadian sudah terbentuk pada usia 5 tahun dan perkembangan kepribadian sesudah usia 5 tahun sebagian besar hanya merupakn elborasi dari struktur dasar tadi. Anehnya, Freud jarang sekali meneliti anak secara langsung. Dia mendasari teorinya dari analisis mengeksplorasi jiwa pasien antara lain dengan mengembalikan mereka ke pengalaman masa kanak-kanaknya.
Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar 5-6 tahun, yaitu: (1) tahap oral, (2) tahap anal: 1-3 tahun, (3) tahap palus: 3-6 tahun, (4) tahap laten: 6-12 tahun, (5) tahap genital: 12-18 tahun, (6) tahap dewasa, yang terbagi dewasa awal, usia setengah baya dan usia senja.
1. Fase Oral (usia 0 – 1 tahun)
Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamik atau daerah kepuasan seksual yang dipilih oleh insting seksual. Makan/minum menjadi sumber kenikmatannya. Kenikmatan atau kepuasan diperoleh dari ransangan terhadap bibir-rongga mulut-kerongkongan, tingkah laku menggigit dan menguyah (sesudah gigi tumbuh), serta menelan dan memuntahkan makanan (kalau makanan tidak memuaskan). Kenikmatan yang diperoleh dari aktivitas menyuap/menelan (oral incorforation) dan menggigit (oral agression) dipandang sebagai prototip dari bermacam sifat pada masa yang akan datang.
Kepuasan yang berlebihan pada masa oral akan membentuk oran incorporation personality pada masa dewasa, yakni orang menjadi senang/fiksasi mengumpulkan pengetahuan atau mengumpulkan harta benda, atau gampang ditipu (mudah menelan perkataan orang lain). Sebaliknya, ketidakpuasan pada fase oral, sesudah dewasa orang menjadi tidak pernah puas, tamak (memakan apa saja) dalam mengumpulkan harta. Oral agression personality ditandai oleh kesenangan berdebat dan sikap sarkatik, bersumber dari sikap protes bayi (menggigit) terhadap perlakuan ibunya dalam menyusui. Mulut sebagai daerah erogen, terbawa sampai dewasa dalam bentuk yang lebih bervariasi, mulai dari menguyah permen karet, menggigit pensil, senang makan, menghisap rokok, menggunjing orang lain, sampai berkata-kata kotor/sarkastik.
2. Fase Anal (usia 1 – 3 tahun)
Pada fase ini dubur merupakan daerah pokok ktivitas dinamik, kateksis dan anti kateksis berpusat pada fungsi eliminer (pembuangan kotoran). Mengeluarkan faces menghilangkan perasaan tekanan yang tidak menyenangkan dari akumulasi sisa makanan. Sepanjang tahap anal, latihan defakasi (toilet training) memaksa anak untuk belajar menunda kepuasan bebas dari tegangan anal. Freud yakin toilet training adalah bentuk mulai dari belajar memuaskan id dan superego sekaligus, kebutuhan id dalam bentuk kenikmatan sesudah defakasi dan kebutuhan superego dalam bentuk hambatan sosial atau tuntutan sosial untuk mengontrol kebutuhan defakasi. Semua hambatan bentuk kontrol diri (self control) dan penguasaan diri (self mastery).
Berasal dari fase anal, dampak toilet training terhadap kepribadian di masa depan tergantung kepada sikap dan metode orang tua dalam melatih. Misalnya, jika ibu terlalu keras, anak akan menahan facesnya dan mengalami sembelit. Ini adalah prototip tingkahlaku keras kepala dan kikir (anal retentiveness personality). Sebaliknya ibu yang membiarkan anak tanpa toilet training, akan membuat anak bebas melampiaskan tegangannya dengan mengelurkan kotoran di tempat dan waktu yang tidak tepat, yang di masa mendatang muncul sebagai sifat ketidakteraturan/jorok, deskruktif, semaunya sendiri, atau kekerasa/kekejaman (anal exspulsiveness personality).
3. Fase Fhalis (usia 3 – 5/6 tahun)
Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting. Masturbasi menimbulkan kenikmatan yang besar. Perkembangan terpenting pada masa ini adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration anxiey (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan).
Odipus kompleks adalah kateksis obyek kepada orang tua yang berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak laki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya; sebaliknya anak perempuan ingin memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
Pada mulanya, anak (laki dan perempuan) sama-sama mencintai ibunya yang telah memenuhi kebutuhan mereka dan memandang ayah sebagai saingan dalam merebut kasih sayang ibu. Pada anak laki-laki, persaingan dengan ayah berakibat anak cemas kalau-kalau ayah memakai kekuasaannya untuk memenangkan persaingan merebut ibunya. Dia cemas penisnya akan dipotong oleh ayahnya. Gejala ini disebut cemas dikebiri atau castrationanxiety. Kecemasan inilah yang kemudian mendorong laki-laki mengidentifikasi iri dengan ayahnya. Identifikasi ini mempunyai beberapa manfaat :
1. Anak secara tidak langsung memperoleh kepuasan impuls seksual kepada ibunya, seperti kepuasan ayahnya.
2. Perasaan erotik kepada ibu (yang berbahaya) diubah menjadi sikap menurut/sayang kepada ibu.
3. Identifikasi kemudian menjadi sarana tepenting untuk mengembangkan superego adalah warisan dari oedipus complex.
4. Identifikasi menjadi ritual akhir dari odipus kompleks, yang sesudah itu ditekan(repressed) ke ketidaksadaran.
Pada anak perempuan, rasa sayang kepada ibu segera berubah menjadi kecewa dan benci sesudah mengetahui kelaminnya berbeda dengan anak laki-laki. Ibunya dianggap bertanggung jawab terhadap kastrasi kelaminnya, sehingga anak perempuan itu mentransfer cintanya kepada ayahnya yang memiliki organ berharga (yang juga ingin dimilikinya). Tetapi perasaan cinta itu bercampur dengan perasan iri penis (penis elvy) baik kepada ayah maupun kepada laki-laki secara umum.
Tidak seperti pada laki-laki, oedipus kompleks pada wanita tidak direpres, cinta kepada ayah tetap menetap walaupun mengalami modifikasi karena hambatan realistik pemuasan seksual itu sendiri. Perbedaan hakekat oedipus kompleks pada laki-laki dan wanita ini (disebut oleh pakar psikoanalisis pengikut freud : electra complex) merupakan dasar dari perbedaan psikologik di antara pria dan wanita. Electra complex menjadi reda ketika gadis menyerah tidak lagi mengembangkan seksual kepada ayahnya, dan mengidentifikasikan diri kembali kepada ibunya. Proses peredaan ini berjalan lebih lambat dibanding pada anak laki-laki dan juga kurang total atau sempurna. Energi untuk mengembangkan superego adalah energi yang semula dipakai dalam proses oedipus. Penyerahan energi yang lamban pada wanita membuat superego wanita lebih lemah/lunak, lebih fleksibel, dibanding superego laki-laki.
4. Fase Latent (usia 5/6 – 12/13 tahun)
Dari usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami periode perbedaan impuls seksual, disebut periode laten. Menurut Freud, penurunan minat seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi fase laten lebih sebagai fenomena biologis, alih-lih bagian dari perkembangan psikoseksual.
Pada fase laten ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual, khususnya bidang intelektual, atletik, keterampilan dan hubungan teman sebaya. Fase laten juga ditandai dengan percepatan pembentukan super ego; orang tua bekerjasama dengan anak berusaha merepres impuls seks agar energi dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk sublimasi dan pembentukan superego. Anak menadi lebih mudah mmpelajari sesuatu dibandingkan dengan masa sebelum da sesudahnya (masa pubertas).
• Anak Laki-laki
• Identifikasi/mencintai ibu
• Benci ayah yang menjadi saingan & Cemas dikebiri
• Identiikasi kepada ayah
• Oedipus berhenti seketika
• Superego berkembang kuat • Anak Perempuan
• Identifikasi/mencintai ibu
• Penis envy & Superego Lemah
• Cinta kepada ayah & Identiikasi kepada ibu
• Oedipus kompleks berhenti
5. Fase Genital (usia 12/13 – dewasa)
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam diri remaja. Sistem endoktrin memproduksi hormon-hormon yang memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut, buah dada, dll) dan pertumbuhan tandasesual primer.
Impuls pregenital bangun kembali dan membawa aktivitas dinamis yang harus diadaptasi, untuk mencapai perkembangan kepribadian yang stabil. Pada fase falis, kateksis genital mempunyai sifat narkistik; individu mempunyai kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan orang lain diinginkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan dari kenikmatan jasmaniah.
Pada fase genital, impuls seks itu mulai disalurkan ke obyek di luar, seperti; berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga. Terjadi perubahan dari anak yang narkistik menjadi dewasa yang berorientasi sosial, realistik dan altruistik.
Fase genital berlanjut sampai orang tutup usia, dimana puncak perkembangan seksual dicapai ketika orang dewasa mengalami kemasakan kepibadian. Ini ditandai dengan kemasakan tanggung jawab seksual sekaligus tanggung jawab sosial, mengalami kepuasan melalui hubungan cinta heteroseksual tanpa diikuti dengan perasaan berdosa atau perasaan bersalah.
Pemuasan impuls libido melalui hubungan seksual memungkinkan kontrol fisiologis terhadap impuls genital itu; sehingga akan membebaskan begitu banyak energi psikis yang semula dipakai untuk mengontrol libido, merepres perasaan berdosa, dan dipakai dalam konflik antara id-ego-superego dalam menangani libido itu.
Energi itulah yang kemudian dipakai untuk aktif menangani masalah-masalah kehidupan dewasa; belajar bekerja, menunda kepuasan, menjadi lebih bertanggung jawab. Penyaluran kebutuhan insting ke obyek di luar yang altruistik itu telah menjadi cukup stabil, dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan melakukan pemindahan-pemindahan,sublimasi-sublimasi dan identifikasi-identifikasi. Berikut beberapa gambaran tingkah laku dewasa yang masak, ditinjau dari dinamika kepribadian Freud :
1. Menunda kepuasan : Dilakukan karena obyek pemuas yang belum tersedia, tetapi lebih sebagai upaya memperoleh tingkat kepuasan yang lebih besar pada masa yang akan datang.
2. Tanggung jawab : Kontrol tingkah laku dilakukan oleh superego berlangsung efektif, tidak lagi harus mendapat bantuan kontrol dari lingkungan.
3. Pemindahan/sulimasi : Mengganti kepuasan seksual menjadi kepuasan dalam bidang seni, budaya dan keindahan.
TEORI TENTANG MOTIVASI
TEORI TENTANG MOTIVASI
Barangkali salah satu cara untuk memahami konsep motivasi adalah melihat beberapa teori yang mewakili. Teori motivasi berupaya untuk memberikan beberapa prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yan datang dari motivasi.
Ada 4 teori motivasi yang akan dijelaskan secara singkat, yaitu teori drive, teori insentif, teori oponen proses, dan teori tingkat optimum.
1. Teori Drive
Teori “drive” bisa diuraikan sebagai “teori-teori dorongan tentang motivasi” : perilaku didorong kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang. Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal berikut : ketika keadaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yan akan mengurangi intensitas keadaan yang didorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari :
• Suatu keadaan yang mendorong,
• Perilaku yang mengarah pada tujuan yang diilhami oleh keadaan yang terdorong,
• Pencapaian tujuan yang memadai, dan
• Pengurangan keadaan terdorong dan kepuasaan subjektif dan kelegaan ketika tujuan tercapai.
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku kearah tujuan yang sesuai.pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut dengan lingkaran motivasi.
2. Teori-Teori Insentif
Ada sesuatu tentang tujuan itu sendiri yang memotivasi perilaku. Mungkin ini lebih jelas dalam motif perilaku seksual, ditimbulkan dan dimotivasi oleh persepsi yang memadai tentang objek tujuan seksual. Jadi ciri stimulus dari tujuan kadang memicu suatu perilaku motivasi. Ini adalah ide dasar dibelakang teori insentif.
Jadi, kebalikan dengan dorongan teori drive, teori insentif adalah “teori-teori dorongan” tentang motivasi. Karena ciri-ciri tertentu yang mereka miliki, objek tujuan mendorong perilaku kearah tujuan tersebut. Objek-objek tujuan yang memotivasi perilaku disebut dengan insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu-individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut dengan insentif positif dan dari penghindaraan dari apa yan disebut dengan insentif negatif.
3. Teori-Teori Proses
Teori oponen proses (proses melawan) mengambil suatu pandangan hedonistik tentang motivasi. Tetapi ini adalah hanya suatu permulaan karena teori itu mempunyai beberapa hal yang menarik untuk dikatakan tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Karena apa yang dikatakan dalam teorinya berkisar tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan itu, teori ini mungkin juga diklasifikasikan dalam teori tentang emosi.
Dasar teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan motivasi-emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Seperti dalam contoh berikut ini.
4. Teori-Teori Tingkat Optimum
Teori-teori tingkat optimum disebut juga just right theory (teori-teori yang baik-baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimum. Contohnya, jika dorongan tersebut terlalu rendah, seseorang akan mencari tegangan untuk menaikan dorongan tersebut, begitu pula sebaliknya jika dorongan terlalu tinggi, seseorang akan berperilaku kearah penurunan dorongan. Bayangan diri anda sendiri dalam situasi banyak tugas dari dosen, anda pasti akan mencari hiburan setelah menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya anda akan merasa bosan ketika anda tidak mempunyai tugas, maka anda akan mencari kesibukan untuk menghilangkan kejenuhan anda.
Barangkali salah satu cara untuk memahami konsep motivasi adalah melihat beberapa teori yang mewakili. Teori motivasi berupaya untuk memberikan beberapa prinsip-prinsip untuk memberi petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yan datang dari motivasi.
Ada 4 teori motivasi yang akan dijelaskan secara singkat, yaitu teori drive, teori insentif, teori oponen proses, dan teori tingkat optimum.
1. Teori Drive
Teori “drive” bisa diuraikan sebagai “teori-teori dorongan tentang motivasi” : perilaku didorong kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang. Secara umum, teori-teori drive mengatakan hal berikut : ketika keadaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yan akan mengurangi intensitas keadaan yang didorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari :
• Suatu keadaan yang mendorong,
• Perilaku yang mengarah pada tujuan yang diilhami oleh keadaan yang terdorong,
• Pencapaian tujuan yang memadai, dan
• Pengurangan keadaan terdorong dan kepuasaan subjektif dan kelegaan ketika tujuan tercapai.
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku kearah tujuan yang sesuai.pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut dengan lingkaran motivasi.
2. Teori-Teori Insentif
Ada sesuatu tentang tujuan itu sendiri yang memotivasi perilaku. Mungkin ini lebih jelas dalam motif perilaku seksual, ditimbulkan dan dimotivasi oleh persepsi yang memadai tentang objek tujuan seksual. Jadi ciri stimulus dari tujuan kadang memicu suatu perilaku motivasi. Ini adalah ide dasar dibelakang teori insentif.
Jadi, kebalikan dengan dorongan teori drive, teori insentif adalah “teori-teori dorongan” tentang motivasi. Karena ciri-ciri tertentu yang mereka miliki, objek tujuan mendorong perilaku kearah tujuan tersebut. Objek-objek tujuan yang memotivasi perilaku disebut dengan insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu-individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut dengan insentif positif dan dari penghindaraan dari apa yan disebut dengan insentif negatif.
3. Teori-Teori Proses
Teori oponen proses (proses melawan) mengambil suatu pandangan hedonistik tentang motivasi. Tetapi ini adalah hanya suatu permulaan karena teori itu mempunyai beberapa hal yang menarik untuk dikatakan tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Karena apa yang dikatakan dalam teorinya berkisar tentang apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan itu, teori ini mungkin juga diklasifikasikan dalam teori tentang emosi.
Dasar teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan motivasi-emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Seperti dalam contoh berikut ini.
4. Teori-Teori Tingkat Optimum
Teori-teori tingkat optimum disebut juga just right theory (teori-teori yang baik-baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimum. Contohnya, jika dorongan tersebut terlalu rendah, seseorang akan mencari tegangan untuk menaikan dorongan tersebut, begitu pula sebaliknya jika dorongan terlalu tinggi, seseorang akan berperilaku kearah penurunan dorongan. Bayangan diri anda sendiri dalam situasi banyak tugas dari dosen, anda pasti akan mencari hiburan setelah menyelesaikan tugas tersebut. Sebaliknya anda akan merasa bosan ketika anda tidak mempunyai tugas, maka anda akan mencari kesibukan untuk menghilangkan kejenuhan anda.
Tiga Struktur Kepribadian Freud
Tiga Struktur Kepribadian Freud
Teori Psikoanalisa Freud didasarkan kepada keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis / struktur kepribadian yang sangat dinamis. Sebagaimana hukum konservasi (pelestarian) energi, Freud juga berpendapat bahwa energi psikis / strukur kepribadian bersifat kekal,tidak dapat dihilangkan,dan bila dihambat akan mencari jalannya sendiri.
Menurut Freud kepribadian tersusun dari tiga struktur kepribadian pokok/energi psikis , yakni id ,ego dan, superego. Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanismenya sendiri, namun masing–masing bagian ini saling berinteraksi erat satu sama lain dan membentuk kepribadian individu atau mendorong individu untuk bertingkah laku.
1. ID
Id merupakan Kepribadian yang asli; Id merupakan sumber dari kedua sistem/energi yang lain yaitu ego dan superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum dan sex.
Didalam Id terdapat dua jenis energi yang bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan dan kepribadian individu, yaitu insting kehidupan dan insting kematian. Insting kehidupan ini disebut libido. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan dalam pemuasannnya Id selalu berupaya menghindari pengalaman–pengalaman yang tidak menyenangkan. Makanya cara pemuasan dari dorongan ini disebut prinsip kesenangan ( pleasure principle ).
Untuk melaksanakan tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan, id memiliki dua proses yaitu tindakan refleks dan proses primer. Tindakan-tindakan refleks adalah reaksi-reaksi otomatis dan bawaan seperti bersin dan berkedip. Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan membentuk objek yang dapat menghilangkan tegangan tsb. Misalnya proses primer menyediakan khayalan tentang makanan kepada orang yang lapar.
Jelas,proses primer tidak bisa menreduksikan tegangan. Orang yang lapar tidak dapat memakan khayalan tentang makanan. Karena itu, suatu proses psikologis yang baru akan berkembang dan apabila ini terjadi strukur kepribadian/energi psikis yang baru akan terbentuk yaitu ego.
2. EGO
Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan (reality principle), dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip sekunder ini adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.
Ego menjalankan fungsi pengendalian yang berupaya untuk pemuasan dorongan Id itu bersifat realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh ID berdasarkan kenyataan.
Perbedaan pokok antara Id dan Ego adalah Id hanya mengenal kenyataan subyektif – jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal- hal yang terdapat dalam dunia luar. termasuk juga kenyataan dalam nilai- nilai moral yang ditampilkan oleh Superego.
3. SUPEREGO
Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orang tua, guru dan orang- orang lain pada anak.
Karena itu pada dasarnya Superego adalah hati nurani (concenience) seseorang yang menilai benar atau salahnya suatu tindakan seseorang.itu berarti Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selau berorientasi pada kesempurnaan. Cita-cita individu juga diarahkan pada nilai-nilai ideal tersebut, sehingga setiap individu memiliki gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego-ideal).
Bersama-sama dengan ego, Superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku individu yang mengarahkan dorongan-dorongan dari Id berdasarkan aturan-aturan dalam masyarakat, agama atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk.
Mengakhiri deskripsi singkat diatas tentang ketiga sistem kepribadian diatas, harus diingat bahwa Id, Ego, dan Superego tidak dipandang sebagai orang – orangan yang menjalankan suatu kepribadian mental.
Ketiga system diatas tersebut hanyalah nama-nama untuk berbagai proses psikologis yang mengikuti prinsip-prinsip system yang berbeda. Dalam keadaan biasa, prinsip-prinsip yang berlainan ini tidak bentrok satu sama lain, dan tidak bekerja secara bertentangan.
Sebaliknya mereka bekerja sama seperti suatu tim yang diatur oleh ego. Kepribadian Mental biasanya berfungsi sebagai suatu kesatuan dan bukan merupakan tiga bagian yang terpisah. Secara sangat umum Id dipandang sebagai komponen biologis kepribadian mental, sedangkan ego dipandang sebagai komponen psikologis dan superego sebagai komponen sosialnya.
Teori Psikoanalisa Freud didasarkan kepada keyakinannya bahwa dalam diri manusia terdapat suatu energi psikis / struktur kepribadian yang sangat dinamis. Sebagaimana hukum konservasi (pelestarian) energi, Freud juga berpendapat bahwa energi psikis / strukur kepribadian bersifat kekal,tidak dapat dihilangkan,dan bila dihambat akan mencari jalannya sendiri.
Menurut Freud kepribadian tersusun dari tiga struktur kepribadian pokok/energi psikis , yakni id ,ego dan, superego. Meskipun masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamisme, dan mekanismenya sendiri, namun masing–masing bagian ini saling berinteraksi erat satu sama lain dan membentuk kepribadian individu atau mendorong individu untuk bertingkah laku.
1. ID
Id merupakan Kepribadian yang asli; Id merupakan sumber dari kedua sistem/energi yang lain yaitu ego dan superego. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum dan sex.
Didalam Id terdapat dua jenis energi yang bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan dan kepribadian individu, yaitu insting kehidupan dan insting kematian. Insting kehidupan ini disebut libido. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan dalam pemuasannnya Id selalu berupaya menghindari pengalaman–pengalaman yang tidak menyenangkan. Makanya cara pemuasan dari dorongan ini disebut prinsip kesenangan ( pleasure principle ).
Untuk melaksanakan tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan, id memiliki dua proses yaitu tindakan refleks dan proses primer. Tindakan-tindakan refleks adalah reaksi-reaksi otomatis dan bawaan seperti bersin dan berkedip. Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Ia berusaha menghentikan tegangan dengan membentuk objek yang dapat menghilangkan tegangan tsb. Misalnya proses primer menyediakan khayalan tentang makanan kepada orang yang lapar.
Jelas,proses primer tidak bisa menreduksikan tegangan. Orang yang lapar tidak dapat memakan khayalan tentang makanan. Karena itu, suatu proses psikologis yang baru akan berkembang dan apabila ini terjadi strukur kepribadian/energi psikis yang baru akan terbentuk yaitu ego.
2. EGO
Ego merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan (reality principle), dan beroperasi menurut proses sekunder. Tujuan prinsip sekunder ini adalah mencegah terjadinya tegangan sampai ditemukannya suatu objek yang cocok untuk pemuasan kebutuhan.
Ego menjalankan fungsi pengendalian yang berupaya untuk pemuasan dorongan Id itu bersifat realistis dan sesuai dengan kenyataan. Dengan kata lain fungsi ego adalah menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh ID berdasarkan kenyataan.
Perbedaan pokok antara Id dan Ego adalah Id hanya mengenal kenyataan subyektif – jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal- hal yang terdapat dalam dunia luar. termasuk juga kenyataan dalam nilai- nilai moral yang ditampilkan oleh Superego.
3. SUPEREGO
Superego adalah suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orang tua, guru dan orang- orang lain pada anak.
Karena itu pada dasarnya Superego adalah hati nurani (concenience) seseorang yang menilai benar atau salahnya suatu tindakan seseorang.itu berarti Superego mewakili nilai-nilai ideal dan selau berorientasi pada kesempurnaan. Cita-cita individu juga diarahkan pada nilai-nilai ideal tersebut, sehingga setiap individu memiliki gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego-ideal).
Bersama-sama dengan ego, Superego mengatur dan mengarahkan tingkah laku individu yang mengarahkan dorongan-dorongan dari Id berdasarkan aturan-aturan dalam masyarakat, agama atau keyakinan-keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk.
Mengakhiri deskripsi singkat diatas tentang ketiga sistem kepribadian diatas, harus diingat bahwa Id, Ego, dan Superego tidak dipandang sebagai orang – orangan yang menjalankan suatu kepribadian mental.
Ketiga system diatas tersebut hanyalah nama-nama untuk berbagai proses psikologis yang mengikuti prinsip-prinsip system yang berbeda. Dalam keadaan biasa, prinsip-prinsip yang berlainan ini tidak bentrok satu sama lain, dan tidak bekerja secara bertentangan.
Sebaliknya mereka bekerja sama seperti suatu tim yang diatur oleh ego. Kepribadian Mental biasanya berfungsi sebagai suatu kesatuan dan bukan merupakan tiga bagian yang terpisah. Secara sangat umum Id dipandang sebagai komponen biologis kepribadian mental, sedangkan ego dipandang sebagai komponen psikologis dan superego sebagai komponen sosialnya.
Tipologi Skizofrenia
Tipologi Skizofrenia
Menurut Baron (1989) Skizofrenia dapat dikategorikan lagi menjadi empat yaitu:
• Disorganized Schizofrenia
Disorganized schizofrenia seringkali disebut dengan istilah Skizofrenia Hebefrenik (kacau), dimana ciri yang menonjol adalah ketololan dan inkoherensi. Beberapa diantaranya kadang-kadang mengalami delusi dan halusinasi, meski kabur dan tidak jelas.
• Paranoid Schizofrenia
Penderita mengalami delusi persekusi dan juga mengalami waham kebesaran. Dari kedua delusi tersebut, delusi penderita makin terinci dan sistematis, sehingga pada suatu titik tertentu penderitaanya tersebut seperti suatu alur dalam novel.
• Catatonic Schizofrenia
Penderita skizofrenia katatonik banyak mengalami kejadian-kejadian aneh dan ganjil (bizzare) secara menyeluruh. Penderita ini menunjukkan salah satu perilaku dari ”dingin” ( beku total) atau justru mudah sekali terangsang. Seringkali mereka berada diantara kedua sifat tersebut.
• Undifferentiated Schizofrenia
Skizofrenia jenis ini adalah bagi penderita yang tidak dapat dikategorikan pada skizofrenia tipe yang lain,termasuk didalamnya skizofrenia yang menunjukkan adanya gangguan pada pikiran, persepsi,emosi,meski tidak terlihat aneh pada tipe yang lainnya.
Gangguan skizofrenia berkembang secara pelan-pelan dan tersembunyi. Ciri-ciri umunya meliputi: hilangnya perhatian terhadap dunai sekitar secara bertahap, melamun secara berlebihan,emosi yang menumpul dan tingkah laku yang tidak sesuai.Dari segi prosesnya,dapat dibedakan antara lain:
a. Skizofrenia proses,yakni skizofrenia yang berkembang secara pelan-pelan.
b. skizofrenia reaktif. yakni skizofrenia yang muncul secara tiba-tiba serta di tandai dengan kekacauan emosi yang cukup berat. Simtom spesifik skizofrenia sangat beragam, ciri dasarnya adalah :disorganisasi persepsi ,pikiran,dan emosi. Secara mendetail,beberapa ciri lain dari gangguan skizofrenia adalah : mengalami gangguan fungsi sehari-hari dalam pekerjaan,hubungan social dan kebiasaan merawat diri(self care), mengalami gangguan bahasa dan komunukasi. Gangguan dalam konsep diri bingung tenteng jati dirinya dan kacau mengenai batas dirinya dengan dunia sekitar
Secara spesifik ada beberapa jenis skizofrenia:
a. Tipe kabur (Undifferentiated)
Dengan ciri penderita mengalami halusinasi, gangguan pikiran, dan kekacauan berat.namun tidak cocok dikategorikan ke dalam salah satu sari dua tipe berikut
b. Tipe paranoid
Dengan ciri-ciri: memiliki riwayat curiga sikap curiga yang semakin meningkat dan mengalami kesulitan serius dalam menjalani hubungan antarpribadi.Tipe ini mengalami delusi-delusi yang absurd atau tidak logis, khususnya delusi persekusi yakni sangat curiga terhadap orang lain,merasa selalu di awasi, diikuti, dibicarakan,atau dicelakkan.Kadang-kadang juga muncul delusi grandeur atau kebesaran yakni merasa diri hebat. Reinkarnasi dari tokoh-tokoh besar sejarah seperti mendengar perintah-perintah langsung dari Tuhan, akibatnya penderita dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain, namun penderita ini tidak menarik diri seperti penderita lainnya.
c. Tipe Katatonik
Gangguan ini biasanya muncul secara tiba-tiba. penderita bertingkah laku eksentrik disertain kecenderungan menarik diri dari realitas. Ada dua subtype stupor dan subtype aktif.
1) Subtipe Stupor
Cirinya mengalami stupor, yaitu kehilangan semangat hidup dan senang diam dalam posisi kaku tertentu sambil membisu dan menatap dengan pandangan kosong. Terlihat acuh tak acuh namun jika penderita sadar dia dapat menceritakan apa yang terjadi. Ia sangat mudah dipengaruhi sehingga gampang mengikuti perintah atau perbuatan orang lain (ekhopraksia)atau mengulan-ulang kalimat-kalimat tertentu yang di dengarnya (echolalia), umunya bersikap negativistic, menolak di betulkan posisi tubuhnya,menolak makan, buang air seenaknya,keluar busa dari mulutnya,dan wajahnya tampak kosong.Ancaman fisik berupa stimuli yang menyakitkan tidak membuat penderita bergeming ,membutuhkan pertolongan orang lain untuk merawat pakaian dan kebersihan tubuhnya.
2) Subtipe aktif (excited)
Cirinya adalah: dari keadaan katatonok serba pasif, secara tiba-tiba berubah menjadi”excited”,berbicara dan berteriak-teriak tak karuan,berjalan mondar-mandir,melakukan aktivitas seksual secara terbuka, seperti masturbasi, melukai diri atau bunuh diri dan mencoba membunuh orang lain.
d. Tipe Hebefrenik
Cirinya adalah mengalami desintgrasi kepribadian yank lebih parah dibandingkan tipe lain. sangat memperhatikan hal-hal kecil dam memiliki perhatian besar pada soal-soal regelius dan filosofis. Menarik diri dan di penuhi dengan fantasi, sesudah makin parah semakin acuh tak acuh dan secara emosional bersikap infantile atau kekenak-kanakan.Suka tertawa sendiri, bicara makin kacau dan mengalami halusinasi ,khususnya sekitar tema seksual,agama atau pikiaran dirinya di kejar-kejar. Ia menjadi bersikap bermusuhan dan agresif,menunjukkan pola prilaku yang aneh-aneh atau menerisme.
Secara biologis ,penyebabnya kadang-kadang gangguan neurofisiologis yang bersifat bawaan. Secara psikososial,penderita pernah mengalami truma psikis pada waktu kecil,besar di tengah keluarga dengan pola interaksi orang tua anak yang bersikap patogenik, mengalami proses belajar yang salah dalam mengatasi masalah hidup dan dalam mengembangkan peran social.Secara sosiokultral, banyak penderita skizofrenia berasal dari kalangan kaum miskin.
Menurut Baron (1989) Skizofrenia dapat dikategorikan lagi menjadi empat yaitu:
• Disorganized Schizofrenia
Disorganized schizofrenia seringkali disebut dengan istilah Skizofrenia Hebefrenik (kacau), dimana ciri yang menonjol adalah ketololan dan inkoherensi. Beberapa diantaranya kadang-kadang mengalami delusi dan halusinasi, meski kabur dan tidak jelas.
• Paranoid Schizofrenia
Penderita mengalami delusi persekusi dan juga mengalami waham kebesaran. Dari kedua delusi tersebut, delusi penderita makin terinci dan sistematis, sehingga pada suatu titik tertentu penderitaanya tersebut seperti suatu alur dalam novel.
• Catatonic Schizofrenia
Penderita skizofrenia katatonik banyak mengalami kejadian-kejadian aneh dan ganjil (bizzare) secara menyeluruh. Penderita ini menunjukkan salah satu perilaku dari ”dingin” ( beku total) atau justru mudah sekali terangsang. Seringkali mereka berada diantara kedua sifat tersebut.
• Undifferentiated Schizofrenia
Skizofrenia jenis ini adalah bagi penderita yang tidak dapat dikategorikan pada skizofrenia tipe yang lain,termasuk didalamnya skizofrenia yang menunjukkan adanya gangguan pada pikiran, persepsi,emosi,meski tidak terlihat aneh pada tipe yang lainnya.
Gangguan skizofrenia berkembang secara pelan-pelan dan tersembunyi. Ciri-ciri umunya meliputi: hilangnya perhatian terhadap dunai sekitar secara bertahap, melamun secara berlebihan,emosi yang menumpul dan tingkah laku yang tidak sesuai.Dari segi prosesnya,dapat dibedakan antara lain:
a. Skizofrenia proses,yakni skizofrenia yang berkembang secara pelan-pelan.
b. skizofrenia reaktif. yakni skizofrenia yang muncul secara tiba-tiba serta di tandai dengan kekacauan emosi yang cukup berat. Simtom spesifik skizofrenia sangat beragam, ciri dasarnya adalah :disorganisasi persepsi ,pikiran,dan emosi. Secara mendetail,beberapa ciri lain dari gangguan skizofrenia adalah : mengalami gangguan fungsi sehari-hari dalam pekerjaan,hubungan social dan kebiasaan merawat diri(self care), mengalami gangguan bahasa dan komunukasi. Gangguan dalam konsep diri bingung tenteng jati dirinya dan kacau mengenai batas dirinya dengan dunia sekitar
Secara spesifik ada beberapa jenis skizofrenia:
a. Tipe kabur (Undifferentiated)
Dengan ciri penderita mengalami halusinasi, gangguan pikiran, dan kekacauan berat.namun tidak cocok dikategorikan ke dalam salah satu sari dua tipe berikut
b. Tipe paranoid
Dengan ciri-ciri: memiliki riwayat curiga sikap curiga yang semakin meningkat dan mengalami kesulitan serius dalam menjalani hubungan antarpribadi.Tipe ini mengalami delusi-delusi yang absurd atau tidak logis, khususnya delusi persekusi yakni sangat curiga terhadap orang lain,merasa selalu di awasi, diikuti, dibicarakan,atau dicelakkan.Kadang-kadang juga muncul delusi grandeur atau kebesaran yakni merasa diri hebat. Reinkarnasi dari tokoh-tokoh besar sejarah seperti mendengar perintah-perintah langsung dari Tuhan, akibatnya penderita dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapan membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain, namun penderita ini tidak menarik diri seperti penderita lainnya.
c. Tipe Katatonik
Gangguan ini biasanya muncul secara tiba-tiba. penderita bertingkah laku eksentrik disertain kecenderungan menarik diri dari realitas. Ada dua subtype stupor dan subtype aktif.
1) Subtipe Stupor
Cirinya mengalami stupor, yaitu kehilangan semangat hidup dan senang diam dalam posisi kaku tertentu sambil membisu dan menatap dengan pandangan kosong. Terlihat acuh tak acuh namun jika penderita sadar dia dapat menceritakan apa yang terjadi. Ia sangat mudah dipengaruhi sehingga gampang mengikuti perintah atau perbuatan orang lain (ekhopraksia)atau mengulan-ulang kalimat-kalimat tertentu yang di dengarnya (echolalia), umunya bersikap negativistic, menolak di betulkan posisi tubuhnya,menolak makan, buang air seenaknya,keluar busa dari mulutnya,dan wajahnya tampak kosong.Ancaman fisik berupa stimuli yang menyakitkan tidak membuat penderita bergeming ,membutuhkan pertolongan orang lain untuk merawat pakaian dan kebersihan tubuhnya.
2) Subtipe aktif (excited)
Cirinya adalah: dari keadaan katatonok serba pasif, secara tiba-tiba berubah menjadi”excited”,berbicara dan berteriak-teriak tak karuan,berjalan mondar-mandir,melakukan aktivitas seksual secara terbuka, seperti masturbasi, melukai diri atau bunuh diri dan mencoba membunuh orang lain.
d. Tipe Hebefrenik
Cirinya adalah mengalami desintgrasi kepribadian yank lebih parah dibandingkan tipe lain. sangat memperhatikan hal-hal kecil dam memiliki perhatian besar pada soal-soal regelius dan filosofis. Menarik diri dan di penuhi dengan fantasi, sesudah makin parah semakin acuh tak acuh dan secara emosional bersikap infantile atau kekenak-kanakan.Suka tertawa sendiri, bicara makin kacau dan mengalami halusinasi ,khususnya sekitar tema seksual,agama atau pikiaran dirinya di kejar-kejar. Ia menjadi bersikap bermusuhan dan agresif,menunjukkan pola prilaku yang aneh-aneh atau menerisme.
Secara biologis ,penyebabnya kadang-kadang gangguan neurofisiologis yang bersifat bawaan. Secara psikososial,penderita pernah mengalami truma psikis pada waktu kecil,besar di tengah keluarga dengan pola interaksi orang tua anak yang bersikap patogenik, mengalami proses belajar yang salah dalam mengatasi masalah hidup dan dalam mengembangkan peran social.Secara sosiokultral, banyak penderita skizofrenia berasal dari kalangan kaum miskin.
GANGGUAN AFEKTIF
GANGGUAN AFEKTIF
Merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
1. Depresi
Penyebab depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta.Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk,1992).
Depresi pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan,patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa. (Chaplin,1995).
Dan penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan ataua memusatkan perhatiannnya.dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri. (Atkison dkk,1992).
2. Episode Manik
Manik dapat diartikan sebagai tingkah laku berang,keras,bangis,kasar,tidak terkontrol,yang disertai tindakan motorik yang berlebihan dan perilaku impulsif. Dan dikategorikan menjadi episode manik ringan (Hipomania) dan episode parah (Mania).
Pada episode ringan, penderita penuh dengan energi,antusias, dan percaya diri.dan perilaku manik dibandingkan dengan orang normal seringkali lebih mengekspresikan kebencian daripada kegembiraan.
Dan pada episode parah (mania), penderita amat bersemangat dan harus selalu aktif. Jika orang lain menggangunya aktivitasnya,maka ia akan marah dan akan menjadi ganas.Penderita ini selain mengalami disorientasi,juga sering mengalami delusi.
3. Gangguan Manik-Depresif
Gangguan Manik-Depresif seringkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya. Ada beberapa jenis yaitu gangguan efektif ringan, gangguan efektif neurotik, dan psikisis afektif.
• Gangguan Afektif Ringan
Jenis gangguan penting yang termaksud dalam kategori ini adalah Depresi normal,yakni dukacita (grief) atau kepedihan.Gangguan ini merupakan proses psikologis mengikuti pengalaman “kehilangan” (loss) sesuatu yang berharga, seperti kematian sesorang kekasih,putus cinta,perceraian,kehilangan pekerjaan. Ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang mengalami depresi normal adalah sebagai berikut :
Tidak beraksi terhadap peristiwa-peristiwa lain yang secara normal akan membangkitkan respon yang kuat, tenggelam dalam fantasi tentang situasi yang menimbulkan kepuasan namun yang kini sudah berlalu, dan akhirnya kembali mampu memberikan respon terhadap dunai luar, kesedihan berkurang, gairah bangkit kembali, dan kembali melibatkann diri dalam kehidupan sehari-hari.Depresi melibatkan 3 variabel psikologis pokok yakni (a) ketergantungan, di mana penderita merasa butuh bantuan atau dukunhan dari orang lain; (b) kritik-diri, di mana penderita membesar-besarkan kesalahan atau kekurangan yang ada pada dirinya; dan (c) inefficacy perasaan tidak berdaya
• Gangguan Afektif Neurotik
Gangguan afektif neurotic adalah gangguan emosi atau mood yang mengakitbatkan fungsi dan aktivitas penderita sangat terhambat, namun tidak sampai mengalami putus kontak dengan realitas. Jenis yang penting adalah depresi neurotic penderita beraksi terhadap situasi yang menekan dengan dengan kepedihan dan kepatahan hati yang luar biasa dan (sering) tidak dapat di pulihkan sesudah sekian lama.Ciri-cirinya adalah putus asa, sedih tak bersemangat,tingkat kecemasan tinggi, aktivitas diri berkurang, selera dan gairah menghilang, prakarsa menghilang, mengeluh sulit berkonsentrasi ,susah tidur dan suka terjaga di tengah malan dan tidak dapat tertidur kembali, merasakan keluhan-keluhan somatic tertentu,merasa tegang, gelisah,dan menunjikkan sikap bermusuhan terhap lingkungan social,tidak mampu mengerjakan tugas dan senang memandang dengan tatapan kosong.
• Psikosis Afektif
Gangguan ini berbeda dengan depresi neurotic dalam 2 hal. Pertama gangguan ini mempengaruhi keselurahan kepribadian penderita. Kedua penderita kehilangan kontak dengan realitas.Ada beberapa gangguan yang termaksud dalam kategori ini.
• Gangguan Depresi Mayor.
Ini adalah gangguan afektif berat yang hanya meliputi depresi.Gangguan ini dapat berlansung sekali atau berulang-ulang.Ada beberapa sub-jenisnya.
1) Gangguan depresi mayor subakut, dengan cirri-ciri: semangat hidup menghilang,aktivitas mental maupun fisik menjadi lamban,dibutuhkan usaha keras untuk melaksanakan pekerjaan.diliputi perasaan tidak berharga,gagal,berdosa,dan bersalah,kehilangan selera makan,sehingga berat badan menurun dan terserang ganguuan pencernaan, berbicara drngan suara monoton dan hemat dalam berkata-kata, senang duduk sendiri dan mengenang masa lalu,lelah, sembelit dan susah tidur.
2) Gangguan depresi mayor akut, dengan ciri-ciri:berangsur-angsur menjadi tidak aktif, cenderung mengisolasi diri,tidak mau berbicara,dan sangat lambat memberikan respon, merasa bersalah dan tidak berharga, gelisah, mondar-mandir dan meremas-remas tangan, merasa bertanggungjawab terhadap masalah atau musibah yang terjadi dalam masyarakat, putus asa,kadang-kadang di sertai halusinasi.
3) Stupor depresi atau Multisme,yakni keadaan diam mematung dengan cirri-ciri lain: sama sekali tidak responsive dan tidak aktif,tidak bisa turun dari tempat tidur dan sama sekali acuh tak acuh terhadap sesuatu yang berlangsung di sekitarnya, harus di tolong jika ingin buang besar,mengalami halusinasi dan delusi.
• Gangguan Aktif Bipolar
Ada yang menyebutnya (kraepelin 1899) psikologis depresif-manik.Gejalanya berupa rangkaian sekarang rasa gembira dan sedih yang ekstrem, diselingi jeda keadaan normal. Corak gangguannya ditentukan oleh perasaan apa yang mendominasi:depresif manic atau campuran. Ada beberapa subjenisnya.
a. Mania subakut, dengan ciri-ciri: diliputi perasaan gembira bertaraf sedang dan sifat overaktif, sangat percaya pada kemampuan dan pengetahuannya, serta senang menyampaikan pendapat apa saja kepada siapa saja, proses berpikirnya cepat dan selalu menyibukkan dengan berbagai kegiatan.
b. Mania akut, dengan ciri-ciri: omongan besar, bersikap dictator, dan senang memerintah siapa saja. Mudah marah prilakunya menjadi serba kasar-keras dan bengis, senang berjalan mondar mandir, bernyanyi keras-keras, membentur-benturkan kepalanya ke tembok, kendali moralnya sama sekali hilang,sehingga bicaranya sangat jorok, senang memamerkan aurat dan berbuat tidak senonoh.
c. Mania disertai delirium atau kekacauan mental dengan ciri-ciri: Prilakunya kacau, liar, dan bengis,pikirannya kacau dan mengalami delusi, berjalan mondar mandir, bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak, mengacung-acungkan tangan selama berhari-hari. Kadang tidak mau makan dan lain waktu dapat menghabiskan semua makanan, prilakunya kotor dan tidak memiliki rasa malu, kehilangan berat badan serta rentan terhadap serangan jantung, stroke dan aneka penyakit lain.
Penyebab dari semua gangguan di atas dapat berasal dari kondisi bawaan,terpicu oleh stress,ciri kepribadian tertenti,kecenderungan untuk memandang segala sesuatu serba negative, perasaan bersalah, sebagai kiat mempertahankan ego dari stress.
Merupakan gangguan pada afeksi (emosi) atau mood (suasana hati) seseorang. Dan penderita dapat mengalami depresi atau manik (kegirangan yang tidak wajar) atau dapat bergantian antara manik dan depresif (Atkinson dkk, 1992).
1. Depresi
Penyebab depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta.Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk,1992).
Depresi pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan,patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa. (Chaplin,1995).
Dan penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan ataua memusatkan perhatiannnya.dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri. (Atkison dkk,1992).
2. Episode Manik
Manik dapat diartikan sebagai tingkah laku berang,keras,bangis,kasar,tidak terkontrol,yang disertai tindakan motorik yang berlebihan dan perilaku impulsif. Dan dikategorikan menjadi episode manik ringan (Hipomania) dan episode parah (Mania).
Pada episode ringan, penderita penuh dengan energi,antusias, dan percaya diri.dan perilaku manik dibandingkan dengan orang normal seringkali lebih mengekspresikan kebencian daripada kegembiraan.
Dan pada episode parah (mania), penderita amat bersemangat dan harus selalu aktif. Jika orang lain menggangunya aktivitasnya,maka ia akan marah dan akan menjadi ganas.Penderita ini selain mengalami disorientasi,juga sering mengalami delusi.
3. Gangguan Manik-Depresif
Gangguan Manik-Depresif seringkali disebut dengan istilah gangguan bipolar, karena penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya. Ada beberapa jenis yaitu gangguan efektif ringan, gangguan efektif neurotik, dan psikisis afektif.
• Gangguan Afektif Ringan
Jenis gangguan penting yang termaksud dalam kategori ini adalah Depresi normal,yakni dukacita (grief) atau kepedihan.Gangguan ini merupakan proses psikologis mengikuti pengalaman “kehilangan” (loss) sesuatu yang berharga, seperti kematian sesorang kekasih,putus cinta,perceraian,kehilangan pekerjaan. Ciri-ciri atau tanda-tanda orang yang mengalami depresi normal adalah sebagai berikut :
Tidak beraksi terhadap peristiwa-peristiwa lain yang secara normal akan membangkitkan respon yang kuat, tenggelam dalam fantasi tentang situasi yang menimbulkan kepuasan namun yang kini sudah berlalu, dan akhirnya kembali mampu memberikan respon terhadap dunai luar, kesedihan berkurang, gairah bangkit kembali, dan kembali melibatkann diri dalam kehidupan sehari-hari.Depresi melibatkan 3 variabel psikologis pokok yakni (a) ketergantungan, di mana penderita merasa butuh bantuan atau dukunhan dari orang lain; (b) kritik-diri, di mana penderita membesar-besarkan kesalahan atau kekurangan yang ada pada dirinya; dan (c) inefficacy perasaan tidak berdaya
• Gangguan Afektif Neurotik
Gangguan afektif neurotic adalah gangguan emosi atau mood yang mengakitbatkan fungsi dan aktivitas penderita sangat terhambat, namun tidak sampai mengalami putus kontak dengan realitas. Jenis yang penting adalah depresi neurotic penderita beraksi terhadap situasi yang menekan dengan dengan kepedihan dan kepatahan hati yang luar biasa dan (sering) tidak dapat di pulihkan sesudah sekian lama.Ciri-cirinya adalah putus asa, sedih tak bersemangat,tingkat kecemasan tinggi, aktivitas diri berkurang, selera dan gairah menghilang, prakarsa menghilang, mengeluh sulit berkonsentrasi ,susah tidur dan suka terjaga di tengah malan dan tidak dapat tertidur kembali, merasakan keluhan-keluhan somatic tertentu,merasa tegang, gelisah,dan menunjikkan sikap bermusuhan terhap lingkungan social,tidak mampu mengerjakan tugas dan senang memandang dengan tatapan kosong.
• Psikosis Afektif
Gangguan ini berbeda dengan depresi neurotic dalam 2 hal. Pertama gangguan ini mempengaruhi keselurahan kepribadian penderita. Kedua penderita kehilangan kontak dengan realitas.Ada beberapa gangguan yang termaksud dalam kategori ini.
• Gangguan Depresi Mayor.
Ini adalah gangguan afektif berat yang hanya meliputi depresi.Gangguan ini dapat berlansung sekali atau berulang-ulang.Ada beberapa sub-jenisnya.
1) Gangguan depresi mayor subakut, dengan cirri-ciri: semangat hidup menghilang,aktivitas mental maupun fisik menjadi lamban,dibutuhkan usaha keras untuk melaksanakan pekerjaan.diliputi perasaan tidak berharga,gagal,berdosa,dan bersalah,kehilangan selera makan,sehingga berat badan menurun dan terserang ganguuan pencernaan, berbicara drngan suara monoton dan hemat dalam berkata-kata, senang duduk sendiri dan mengenang masa lalu,lelah, sembelit dan susah tidur.
2) Gangguan depresi mayor akut, dengan ciri-ciri:berangsur-angsur menjadi tidak aktif, cenderung mengisolasi diri,tidak mau berbicara,dan sangat lambat memberikan respon, merasa bersalah dan tidak berharga, gelisah, mondar-mandir dan meremas-remas tangan, merasa bertanggungjawab terhadap masalah atau musibah yang terjadi dalam masyarakat, putus asa,kadang-kadang di sertai halusinasi.
3) Stupor depresi atau Multisme,yakni keadaan diam mematung dengan cirri-ciri lain: sama sekali tidak responsive dan tidak aktif,tidak bisa turun dari tempat tidur dan sama sekali acuh tak acuh terhadap sesuatu yang berlangsung di sekitarnya, harus di tolong jika ingin buang besar,mengalami halusinasi dan delusi.
• Gangguan Aktif Bipolar
Ada yang menyebutnya (kraepelin 1899) psikologis depresif-manik.Gejalanya berupa rangkaian sekarang rasa gembira dan sedih yang ekstrem, diselingi jeda keadaan normal. Corak gangguannya ditentukan oleh perasaan apa yang mendominasi:depresif manic atau campuran. Ada beberapa subjenisnya.
a. Mania subakut, dengan ciri-ciri: diliputi perasaan gembira bertaraf sedang dan sifat overaktif, sangat percaya pada kemampuan dan pengetahuannya, serta senang menyampaikan pendapat apa saja kepada siapa saja, proses berpikirnya cepat dan selalu menyibukkan dengan berbagai kegiatan.
b. Mania akut, dengan ciri-ciri: omongan besar, bersikap dictator, dan senang memerintah siapa saja. Mudah marah prilakunya menjadi serba kasar-keras dan bengis, senang berjalan mondar mandir, bernyanyi keras-keras, membentur-benturkan kepalanya ke tembok, kendali moralnya sama sekali hilang,sehingga bicaranya sangat jorok, senang memamerkan aurat dan berbuat tidak senonoh.
c. Mania disertai delirium atau kekacauan mental dengan ciri-ciri: Prilakunya kacau, liar, dan bengis,pikirannya kacau dan mengalami delusi, berjalan mondar mandir, bernyanyi-nyanyi, berteriak-teriak, mengacung-acungkan tangan selama berhari-hari. Kadang tidak mau makan dan lain waktu dapat menghabiskan semua makanan, prilakunya kotor dan tidak memiliki rasa malu, kehilangan berat badan serta rentan terhadap serangan jantung, stroke dan aneka penyakit lain.
Penyebab dari semua gangguan di atas dapat berasal dari kondisi bawaan,terpicu oleh stress,ciri kepribadian tertenti,kecenderungan untuk memandang segala sesuatu serba negative, perasaan bersalah, sebagai kiat mempertahankan ego dari stress.
GANGGUAN KECEMASAN
GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana kecemasan merupakan gejala utamanya, yang berupa kecemasan menyeluruh dan gangguan panik ataupun kecemasan yang dialami jika individu berusaha mengendalikan perilaku maladaptive tertentu yang dialaminya (phobia dan gangguan obsesif-kompulsif).
1. Gangguan kecemasan menyeluruh dan gangguan panik
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder) setiap hari hidupnya dalam keadaan tegang. Pendewrita merasa serba salah atau khawatir serta cenderung memberi reaksi yang berlebihan terhadap stress yang ringan. Keluhan fisik yang muncul antara lain: tidak tenang, tidur terganggu, kelelahan, sakit kepala, pening, dan jantung bertdebar-debar dan sulit sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan.
Penderita yang mengalami kecemasan menyeluruh juga dapat mengalami serangan panik (panic attack). Serangan ini juga ditandai dengan gejala-gejala fisik seperti: kehabisan nafas, berkeringat, otot-otot bergetar, pusing dan rasa muak.
2. Phobia
Penyebab munculnya phobia adalah stimulus atau situasi tertentu yang menurut kebanyakan orang adalah biasa dan tidak berbahaya. Beberapa macam phobia menurut Atkinson dkk, 1992.,Chaplin,1995 :
• Acrophobia : ketakutan terhadap ketinggian
• Agoraphobia : ketakutan pada tempat terbuka
• Claustophobia : ketakutan pada tempat tertutup
• Hemaphobia : ketakutan pada darah
• Nyctophobia : ketakutan pada kegelapan
• Enophobia : ketakutan pada orang asing
• Zoophobia : ketakutan pada binatang tertentu
• Phobia sekolah : phobia pada anak kecil yang takut berpisah dengan orang tuanya, karena harus sekolah
3. Gangguan obsesif-kompulsif
Penderita gangguan obsesif-kompulsif merasakan keterpaksaan berpikir tentang hal-hal yang tidak ingin mereka pikirkan atau melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Obsesi adalah gangguan terus menerus dari pikiran atau bayangan yang tidak diinginkan. Kompulsif adalah kedesakan yang tidak tertahankan untuk melakukan tertentu
Gangguan kecemasan mencakup sekelompok gangguan dimana kecemasan merupakan gejala utamanya, yang berupa kecemasan menyeluruh dan gangguan panik ataupun kecemasan yang dialami jika individu berusaha mengendalikan perilaku maladaptive tertentu yang dialaminya (phobia dan gangguan obsesif-kompulsif).
1. Gangguan kecemasan menyeluruh dan gangguan panik
Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder) setiap hari hidupnya dalam keadaan tegang. Pendewrita merasa serba salah atau khawatir serta cenderung memberi reaksi yang berlebihan terhadap stress yang ringan. Keluhan fisik yang muncul antara lain: tidak tenang, tidur terganggu, kelelahan, sakit kepala, pening, dan jantung bertdebar-debar dan sulit sekali untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan.
Penderita yang mengalami kecemasan menyeluruh juga dapat mengalami serangan panik (panic attack). Serangan ini juga ditandai dengan gejala-gejala fisik seperti: kehabisan nafas, berkeringat, otot-otot bergetar, pusing dan rasa muak.
2. Phobia
Penyebab munculnya phobia adalah stimulus atau situasi tertentu yang menurut kebanyakan orang adalah biasa dan tidak berbahaya. Beberapa macam phobia menurut Atkinson dkk, 1992.,Chaplin,1995 :
• Acrophobia : ketakutan terhadap ketinggian
• Agoraphobia : ketakutan pada tempat terbuka
• Claustophobia : ketakutan pada tempat tertutup
• Hemaphobia : ketakutan pada darah
• Nyctophobia : ketakutan pada kegelapan
• Enophobia : ketakutan pada orang asing
• Zoophobia : ketakutan pada binatang tertentu
• Phobia sekolah : phobia pada anak kecil yang takut berpisah dengan orang tuanya, karena harus sekolah
3. Gangguan obsesif-kompulsif
Penderita gangguan obsesif-kompulsif merasakan keterpaksaan berpikir tentang hal-hal yang tidak ingin mereka pikirkan atau melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan. Obsesi adalah gangguan terus menerus dari pikiran atau bayangan yang tidak diinginkan. Kompulsif adalah kedesakan yang tidak tertahankan untuk melakukan tertentu
GANGGUAN KEPRIBADIAN
GANGGUAN KEPRIBADIAN
Gangguan kepribadian adalah pola-pola perilaku maladaptive yang sifatnya kronis dan sepenuhnya tidak merasakan bahwa dirinya mengalami gangguan (Meyer dan Salmon,1984). Beberapa ciri lain penderita gangguan kepribadian antara lain adalah: kepribadian menjadi tidak fleksibel, tidak wajar atau tidak dewasa dalam menghadapi stress atau didalam memecahkan masalah. Penderita ini biasanya dialami oleh para remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup (Atkinson dkk,1992). Beberapa bentuk gangguan kepribadian adalah:
1. Narsistis
Narsistis atau cinta pada diri sendiri digambarkan sebagai orang yang memiliki rasa kepentingan diri yang melambung dan dipenuhi dengan khayalan-khayalan sukses, selalu mencari pujian dan perhatian, serta tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, malahan justru seringkali mengeksploitasinya (Atkinson dkk 1992).
2. Kepribadian tergantung
Kepribadian tergantung atau dependent personality disorder ditandai dengan adanya orientasi hidup yang pasif, tidak mampu mengambil keputusan atau menerima tanggung jawab, cenderung menyalahkan diri sendiri, dan selalu berharap memperoleh dukungan orang lain (Atkinson dkk 1992).
3. Kepribadian antisocial
Para penderita umumnya hanya sedikit sekali memiliki tanggung jawab, moralitas dan perhatian kepada orang lain. Perilaku mereka hampir seluruhnya ditentukan oleh kepentingan mereka sendiri.
Perilaku antisocial disababkan oleh beberapa hal, termasuk didalamnya menjadi anggota gang atau tindakan criminal, kebutuhan akan status dan perhatian, hilangnya kontak dengan realita, dan ketidakmampuan mengendalikan impuls. Dua cirri yang paling umum penderita kepribadian antisocial adalah tidak dimilikinya rasa cinta (empati kurang, tidak setia) dan perasaan bersalah atau guilty feeling (Atkinson dkk 1992).
Gangguan kepribadian adalah pola-pola perilaku maladaptive yang sifatnya kronis dan sepenuhnya tidak merasakan bahwa dirinya mengalami gangguan (Meyer dan Salmon,1984). Beberapa ciri lain penderita gangguan kepribadian antara lain adalah: kepribadian menjadi tidak fleksibel, tidak wajar atau tidak dewasa dalam menghadapi stress atau didalam memecahkan masalah. Penderita ini biasanya dialami oleh para remaja dan dapat berlangsung sepanjang hidup (Atkinson dkk,1992). Beberapa bentuk gangguan kepribadian adalah:
1. Narsistis
Narsistis atau cinta pada diri sendiri digambarkan sebagai orang yang memiliki rasa kepentingan diri yang melambung dan dipenuhi dengan khayalan-khayalan sukses, selalu mencari pujian dan perhatian, serta tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, malahan justru seringkali mengeksploitasinya (Atkinson dkk 1992).
2. Kepribadian tergantung
Kepribadian tergantung atau dependent personality disorder ditandai dengan adanya orientasi hidup yang pasif, tidak mampu mengambil keputusan atau menerima tanggung jawab, cenderung menyalahkan diri sendiri, dan selalu berharap memperoleh dukungan orang lain (Atkinson dkk 1992).
3. Kepribadian antisocial
Para penderita umumnya hanya sedikit sekali memiliki tanggung jawab, moralitas dan perhatian kepada orang lain. Perilaku mereka hampir seluruhnya ditentukan oleh kepentingan mereka sendiri.
Perilaku antisocial disababkan oleh beberapa hal, termasuk didalamnya menjadi anggota gang atau tindakan criminal, kebutuhan akan status dan perhatian, hilangnya kontak dengan realita, dan ketidakmampuan mengendalikan impuls. Dua cirri yang paling umum penderita kepribadian antisocial adalah tidak dimilikinya rasa cinta (empati kurang, tidak setia) dan perasaan bersalah atau guilty feeling (Atkinson dkk 1992).
GANGGUAN PENYALAHGUNAAN OBAT DAN ALKOHOLISME
GANGGUAN PENYALAHGUNAAN OBAT DAN ALKOHOLISME
Adiksi dan Habitusi adalah keadaan bergantung secara fisik pada suatu jenis obat bius.Ketergantungan psikologis itulah yang kemudian disebut sebagai habituasi. Dan keadaannya ditandai dengan adanya toleransi. Habitusi (ketergantungan psikologis) mengacu kepada kebutuhan yang berkembang melalui belajar.
1. Penyalahagunaan Obat (Drug Abuse)
Menurut Chaplin (1995) adalah penggunaan obat bius samapai derajat sedemikian rupa . kecanduan obat bius (Drug addiction) adalah penggunaan obat bius sebagai kebiasaan yang disertai dengan ketergantungan npsikologis dan fisiologis.
2. Penggolongan obat bius
a. Obat Penawar
Mencakup alcohol,barbiturate / obat bius tidur (Phenobarbital,Nembutal,seconal), hidrat khoral, brimidal. Dan digunakan untuk merangsang istirahat, relaksasi,tidur,mengurangi/menghilangi kecemasan dan meredakan kejang-kejang / ketegangan.
b. Opiate narcotics
Mencakup candu opium , morfin, kodein,obat-obat sintesis,Demerol,dan methadon. Dan dapat menimbulkan keadaan euphoria (perasaan senag + keenakan), rasa muak + kantuk, dan apati dan latorgi (kelesuan). Dapat mengurangi rasa sakit. Dan yang kecanduan menjadi amat kuat dan sukar untuk disembuhkan.
c. Stimulus (obat perangsang)
Mencakup nikotin (tembakau), kafein (the + kopi), amphetamine (benzedrine,dexedrine,mathadrine), dan kokain. Amphctamine digunakan untuk mengobati narkolepsi, depresi, obesitas, dan anak hiperaktif. Dan efek sampingnya menenangkan,menekan/menghilangkan rasa lapar,insomania dan euphoria.
d. Obat penenang (Tranquilizers)
Mencakup Perantara anti psikotik (chloramazine,reserpine,dan garam lithium), dan obat anti kecemasan (valium,miltoun,equanil).Berfungsi untuk mengurangi / menghilangkan ketegangan, menekan delusi,halusinasi,dan menyembuhkan gejala-gejala psikosis. Dan banyak digunaka di rsj dan dalam tarf yang ringan di masyarakat luas.
e. Halusinogen (psychedclies)
Mencakup LSD (Lysergic acid diethymide) , mescaline ( kaktus peyote) , psilocybio (jamur mexico) , hashish (rami-rami Indian) , marijuana ( cannabis sativa).Dan dapat menimbulkan atau mempertnggi gambaran visual,meningkatkan kesadaran sensoris dan kecemasan, terganggunya koordinasi, dan dalam beberapa kasus menimbulkan perasaan yang tergantungan.
3. Alkoholisme
Diartikan sebagai kekacauan dan kerusakan kepribadian yang disebabkan karena nafsu untuk meminum yang bersifat kompulsif.
4. Tahap-Tahap dalam Alkoholisme
a. Pra Alkoholik
Minum bersama-sama teman sebaya dan terkadang minum agak banyak untuk meredakan ketegangan dan melupakan masalah yang dialaminya.
b. Prodomal
Minum secara sembunyo-sembunyi masaih sadar dan relative koheren,tetpia kemudian dapat mengingat kejadian yang pernah dialami.
c. Gawat
Semua kendali hilang dan seseorang akan minum sampai dia pingsan atau sakit.
d. Kronis
Hidup oenderita hanya untuk minum,minum terus-menerus tanpa berhenti.karena tubuh sudah terbiasa dengan alcohol.
Adiksi dan Habitusi adalah keadaan bergantung secara fisik pada suatu jenis obat bius.Ketergantungan psikologis itulah yang kemudian disebut sebagai habituasi. Dan keadaannya ditandai dengan adanya toleransi. Habitusi (ketergantungan psikologis) mengacu kepada kebutuhan yang berkembang melalui belajar.
1. Penyalahagunaan Obat (Drug Abuse)
Menurut Chaplin (1995) adalah penggunaan obat bius samapai derajat sedemikian rupa . kecanduan obat bius (Drug addiction) adalah penggunaan obat bius sebagai kebiasaan yang disertai dengan ketergantungan npsikologis dan fisiologis.
2. Penggolongan obat bius
a. Obat Penawar
Mencakup alcohol,barbiturate / obat bius tidur (Phenobarbital,Nembutal,seconal), hidrat khoral, brimidal. Dan digunakan untuk merangsang istirahat, relaksasi,tidur,mengurangi/menghilangi kecemasan dan meredakan kejang-kejang / ketegangan.
b. Opiate narcotics
Mencakup candu opium , morfin, kodein,obat-obat sintesis,Demerol,dan methadon. Dan dapat menimbulkan keadaan euphoria (perasaan senag + keenakan), rasa muak + kantuk, dan apati dan latorgi (kelesuan). Dapat mengurangi rasa sakit. Dan yang kecanduan menjadi amat kuat dan sukar untuk disembuhkan.
c. Stimulus (obat perangsang)
Mencakup nikotin (tembakau), kafein (the + kopi), amphetamine (benzedrine,dexedrine,mathadrine), dan kokain. Amphctamine digunakan untuk mengobati narkolepsi, depresi, obesitas, dan anak hiperaktif. Dan efek sampingnya menenangkan,menekan/menghilangkan rasa lapar,insomania dan euphoria.
d. Obat penenang (Tranquilizers)
Mencakup Perantara anti psikotik (chloramazine,reserpine,dan garam lithium), dan obat anti kecemasan (valium,miltoun,equanil).Berfungsi untuk mengurangi / menghilangkan ketegangan, menekan delusi,halusinasi,dan menyembuhkan gejala-gejala psikosis. Dan banyak digunaka di rsj dan dalam tarf yang ringan di masyarakat luas.
e. Halusinogen (psychedclies)
Mencakup LSD (Lysergic acid diethymide) , mescaline ( kaktus peyote) , psilocybio (jamur mexico) , hashish (rami-rami Indian) , marijuana ( cannabis sativa).Dan dapat menimbulkan atau mempertnggi gambaran visual,meningkatkan kesadaran sensoris dan kecemasan, terganggunya koordinasi, dan dalam beberapa kasus menimbulkan perasaan yang tergantungan.
3. Alkoholisme
Diartikan sebagai kekacauan dan kerusakan kepribadian yang disebabkan karena nafsu untuk meminum yang bersifat kompulsif.
4. Tahap-Tahap dalam Alkoholisme
a. Pra Alkoholik
Minum bersama-sama teman sebaya dan terkadang minum agak banyak untuk meredakan ketegangan dan melupakan masalah yang dialaminya.
b. Prodomal
Minum secara sembunyo-sembunyi masaih sadar dan relative koheren,tetpia kemudian dapat mengingat kejadian yang pernah dialami.
c. Gawat
Semua kendali hilang dan seseorang akan minum sampai dia pingsan atau sakit.
d. Kronis
Hidup oenderita hanya untuk minum,minum terus-menerus tanpa berhenti.karena tubuh sudah terbiasa dengan alcohol.
Gangguan Skizofrenia
GANGGUAN SKIZOFRENIA
A. Pengertian
Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Atkinson Dkk.,1992), perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham atau delusi, dan gangguan persepsi (PPDGJ, 1983).
Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun. Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stres (Atkinson Dkk., 1992).
B. Ciri-ciri Skizofrenia
Ciri utama penderita Skizofrenia:
1. Kekacauan Pikiran dan Perhatian
2. Kekacauan Persepsi
3. Kekacauan Afektif
4. Penarikan Diri dari Realita
5. Delusi dan Halusinasi
Kekacauan Pikiran dan Perhatian
Menurut Atkinson Dkk. (1992) kekacauan di sini merupakan kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang relevan. Pada penderita skizofrenia jika ia menghadapi banyak stimulus pada waktu yang bersamaan, maka ia sulit untuk mengambil makna dan menyeleksi masukan-masukan yang beragam tersebut. Ketidakmampuan menyaring stimulus ini ditandai dengan pembicaraan yang tidak berujung pangkal.
Kekacauan Persepsi
Pada penderita skizofrenia akut seringkali mengalami bahwa dunia tampak berbeda baginya. Suara terdengar lebih keras, warna terlihat lebih mencolok, dan tubuhnya terlihat tidak sama. Beberapa penderita sudah tidak dapat mengenali dirinya sendiri di dalam cermin atau melihat bayangannya sendiri seperti bayangan rangkap tiga (Atkinson., 1992).
Kekacauan Afektif
Penderita skizofrenia pada umumnya tidak dapat memberikan respons emosional yang normal dan wajar. Kadang –kadang mereka mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi atau pikiran yang diungkapkan.
Penarikan Diri dari Realita
Penderita skizofrenia cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri. Keasyikan dengan diri sendiri tersebut seringkali disebut dengan autisme. Penarikan diri dari realita ini pada penderita akut dapat bersifat sementara. Sedangkan pada penderita kronis, penarikan diri dapat bertahan dan berkembang sedemikian rupa, sehingga penderita menjadi tidak responsif pada peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak bergerak selama berhari-hari, serta harus dirawat seperti bayi.
Delusi dan Halusinasi
Delusi adalah suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, yang tidak dapat diubah lewat penalaran atau dengan disajikannya fakta-fakta. Delusi yang sifatnya menetap dan sistematis akan berakibat menjadi abnormal. Beberapa jenis delusi pada penderita skizofrenia antara lain:
1. Delusi paranoid atau delusi persekusi adalah adanya keyakinan penderita bahwa ada orang atau kelompok tertentu mengancam atau secara diam-diam merencanakan akan melawan penderita.
2. Waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinyalah yang kuat atau yang terpenting. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan yang keliru atau palsu, dimana penderita menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
Halusinasi pada penderita skizofrenia bisa secara:
1. Halusinasi auditoris merupakan suara-suara yang mengatakan kepada penderita tentang sesuatu yang harus dilakukannya.
2. Halusinasi visual adalah keyakinan melihat suatu objek tertentu yang tidak biasa, misalnya melihat mahluk aneh atau malaikat.
3. Halusinasi sensoris tidak banyak terjadi, misalnya keyakinan bahwa terdapat bau busuk yang terpancar dari tubuh penderita.
A. Pengertian
Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Atkinson Dkk.,1992), perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham atau delusi, dan gangguan persepsi (PPDGJ, 1983).
Umumnya gangguan ini muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun. Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stres (Atkinson Dkk., 1992).
B. Ciri-ciri Skizofrenia
Ciri utama penderita Skizofrenia:
1. Kekacauan Pikiran dan Perhatian
2. Kekacauan Persepsi
3. Kekacauan Afektif
4. Penarikan Diri dari Realita
5. Delusi dan Halusinasi
Kekacauan Pikiran dan Perhatian
Menurut Atkinson Dkk. (1992) kekacauan di sini merupakan kesulitan umum untuk menyaring stimulus yang relevan. Pada penderita skizofrenia jika ia menghadapi banyak stimulus pada waktu yang bersamaan, maka ia sulit untuk mengambil makna dan menyeleksi masukan-masukan yang beragam tersebut. Ketidakmampuan menyaring stimulus ini ditandai dengan pembicaraan yang tidak berujung pangkal.
Kekacauan Persepsi
Pada penderita skizofrenia akut seringkali mengalami bahwa dunia tampak berbeda baginya. Suara terdengar lebih keras, warna terlihat lebih mencolok, dan tubuhnya terlihat tidak sama. Beberapa penderita sudah tidak dapat mengenali dirinya sendiri di dalam cermin atau melihat bayangannya sendiri seperti bayangan rangkap tiga (Atkinson., 1992).
Kekacauan Afektif
Penderita skizofrenia pada umumnya tidak dapat memberikan respons emosional yang normal dan wajar. Kadang –kadang mereka mengungkapkan perasaan yang tidak sesuai dengan situasi atau pikiran yang diungkapkan.
Penarikan Diri dari Realita
Penderita skizofrenia cenderung menarik diri dari pergaulan dengan orang lain dan cenderung asyik dengan dunianya sendiri. Keasyikan dengan diri sendiri tersebut seringkali disebut dengan autisme. Penarikan diri dari realita ini pada penderita akut dapat bersifat sementara. Sedangkan pada penderita kronis, penarikan diri dapat bertahan dan berkembang sedemikian rupa, sehingga penderita menjadi tidak responsif pada peristiwa eksternal, tetap diam dan tidak bergerak selama berhari-hari, serta harus dirawat seperti bayi.
Delusi dan Halusinasi
Delusi adalah suatu perasaan keyakinan atau kepercayaan yang keliru, yang tidak dapat diubah lewat penalaran atau dengan disajikannya fakta-fakta. Delusi yang sifatnya menetap dan sistematis akan berakibat menjadi abnormal. Beberapa jenis delusi pada penderita skizofrenia antara lain:
1. Delusi paranoid atau delusi persekusi adalah adanya keyakinan penderita bahwa ada orang atau kelompok tertentu mengancam atau secara diam-diam merencanakan akan melawan penderita.
2. Waham kebesaran adalah keyakinan bahwa dirinyalah yang kuat atau yang terpenting. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan yang keliru atau palsu, dimana penderita menghayati gejala-gejala yang dikhayalkan sebagai hal yang nyata.
Halusinasi pada penderita skizofrenia bisa secara:
1. Halusinasi auditoris merupakan suara-suara yang mengatakan kepada penderita tentang sesuatu yang harus dilakukannya.
2. Halusinasi visual adalah keyakinan melihat suatu objek tertentu yang tidak biasa, misalnya melihat mahluk aneh atau malaikat.
3. Halusinasi sensoris tidak banyak terjadi, misalnya keyakinan bahwa terdapat bau busuk yang terpancar dari tubuh penderita.
Inkongruensi Diri
Inkongruensi Diri
Rogers mengatakan bahwa konsep diri manusia seringkali tidak tepat secara sempurna dengan realitas yang ada. Ini berkaitan dengan adanya pertarungan Real Self dengan Ideal Self dalam diri kita, satu sisi kita ingin menerima diri kita apa adanya namun yang namanya manusia pasti selalu mengadakan interaksi dengan manusia yang lain dan itu memang sudah hal mutlak yang harus dilakukan manusia karena manusia itu secara kodrati merupakan mahluk sosial.
Hal di atas dapat memotivasi kita untuk menentukan kepribadian yang ideal kita itu seperti apa, kecendrungan aktualisasi yang diinginkan lingkungan sekitar yang sering kali tidak selaras dengan Real Self kita dan didesak hidup dengan syarat-syarat kepatuhan yang berada diluar organismik kita sendiri yang dapat memicu kita untuk menentukan Ideal Self kita seperti apa.
Misalnya, seseorang berpendapat dirinya sebagai orang yang sangat setia kepada pasangannya namun kenyataannya ia seringkali menduakan cintanya kepada orang lain yang mungkin lebih menarik perhatian ia. Rogers menggunakan istilah inkongruensi (ketidaksejajaran) untuk mengacu pada kesenjangan antara konsep diri dengan realitas. Di sisi lain, kongruensi, merupakan kesesuaian yang sangat akurat antara konsep diri dengan realitas.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sikap mensyukuri apa yang kita punya atau miliki. Dengan bersyukur manusia akan merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup, menganggap msalah atau kritikan sebagai sebuah masukan atau koreksi diri untuk memperbaiki kekurangan kita. Namun, sebagai manusia tentunya tidak ada pernah merasa cukup,maka buatlah merasa cukup dengan senantiasa bersyukur kepada-NYA.
Rogers mengatakan bahwa konsep diri manusia seringkali tidak tepat secara sempurna dengan realitas yang ada. Ini berkaitan dengan adanya pertarungan Real Self dengan Ideal Self dalam diri kita, satu sisi kita ingin menerima diri kita apa adanya namun yang namanya manusia pasti selalu mengadakan interaksi dengan manusia yang lain dan itu memang sudah hal mutlak yang harus dilakukan manusia karena manusia itu secara kodrati merupakan mahluk sosial.
Hal di atas dapat memotivasi kita untuk menentukan kepribadian yang ideal kita itu seperti apa, kecendrungan aktualisasi yang diinginkan lingkungan sekitar yang sering kali tidak selaras dengan Real Self kita dan didesak hidup dengan syarat-syarat kepatuhan yang berada diluar organismik kita sendiri yang dapat memicu kita untuk menentukan Ideal Self kita seperti apa.
Misalnya, seseorang berpendapat dirinya sebagai orang yang sangat setia kepada pasangannya namun kenyataannya ia seringkali menduakan cintanya kepada orang lain yang mungkin lebih menarik perhatian ia. Rogers menggunakan istilah inkongruensi (ketidaksejajaran) untuk mengacu pada kesenjangan antara konsep diri dengan realitas. Di sisi lain, kongruensi, merupakan kesesuaian yang sangat akurat antara konsep diri dengan realitas.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sikap mensyukuri apa yang kita punya atau miliki. Dengan bersyukur manusia akan merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup, menganggap msalah atau kritikan sebagai sebuah masukan atau koreksi diri untuk memperbaiki kekurangan kita. Namun, sebagai manusia tentunya tidak ada pernah merasa cukup,maka buatlah merasa cukup dengan senantiasa bersyukur kepada-NYA.
Ekstrovert VS Introvert
Ekstrovert VS Introvert
Pernahkah anda bertanya sebenarnya apakah kepribadian anda, Introvert ataukah Ekstrovert ? Ekstrovert adalah orang yang berpikir mengenai hal-hal secara objektif dan luas, sedangkan Introvert lebih berpikir ke arah subjektif atau dirinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Introvert dan Ekstrovert, antara lain :
1. Kepribadian Ekstrovert
• Tertarik dengan apa yang terjadi di sekitar mereka, umumnya karena rasa ingin tahunya tinggi jadi selalu tertarik pada keadaan sekitarnya.
• Terbuka dan seringkali banyak bicara, umumnya mereka tidak dapat memendam perasaannya sendiri sehingga mereka selalu curhat kepada orang terdekat atu orang yang dapat dipercaya.
• Membandingkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain, mereka cenderung terus mencari kebenaran dari suatu pendapat dan tidak pernah bias puasjika tidak mendapat kebenarannya.
• Mudah mendapat teman atau beradaptasi dalam grup baru, pada umumnya mereka mempunyai social skill yang tinggi sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
• Mengatakan apa yang mereka pikirkan, mereka cenderung menganut demokrasi sehingga setiap orang bebas berpendapat selama pendapatnya itu dapat di pertanggungjawabkan.
• Tertarik dengan orang-orang baru, sesuatu yang baru selalu saja menarik buat mereka.
• Mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak diinginkannya, mereka cenderung ingin segalanya baik sehingga mereka selalu selektif dalam memilih sahabat walaupun mudah beradaptasi. Namun, dalam memilih sahabat sangatlah mawas diri.
2. Kepribadian Introvert
• Tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri, mereka cenderung mementingkan dirinya sendiri, dan apa yang menurut mereka benar itulah yang mereka pegang.
• Memerlukan teritori mereka sendiri, umumnya mereka menginginkan adanya suatu kekuasaan untuk melakukan hal private-nya tanpa ada orang lain yang tahu.
• Tampil dengan muka pendiam dan tampak penuh pemikiran, seperti peribahasa, “Bagai ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.” Mereka cenderung tidak mau pamer kehebatannya dimuka umum. Namun, dalam diamnya itu mereka selalu memikirkan suatu hal yang akan ia jalani.
• Biasanya tidak mempunyai banyak teman, mereka cenderung kurang bisa bergaul dengan teman sebayanya sehingga tak banyak orang yang mau mendekatinya untuk berteman.
• Sulit membuat hubungan baru, karena social skill nerek kurang, mereka sulit untuk membentuk sebuah komitmen baru dengan orang lain.
• Menyukai konsentrasi dan kesunyian, kesunyian merupakan kekuatannya untuk berpikir, mereka cenderung sulit konsentrasi dalam lingkup yang ramai.
• Tidak suka dengan kunjungan yang tidak diharapkan dan tidak suka mengunjungi orang lain, mereka hanya melakukan kunjungan yang benar-benar diperlukan karena bagi mereka melakukan kunjungan tanpa tujuan yang jelas merupakan hal yang konyol.
• Bekerja dengan baik sendirian, cenderung tidak produktif dalam kerja sama team karena mereka cenderung individualistis.
Nah sekarang tinggal anda introspeksi diri anda sendiri, cenderung manakah kepribadian anda, Ekstovert ataukah Introvert? Semua ada di tangan anda, andalah yang memilih.
Kedua kepribadian tersebut tidak ada yang lebih baik, semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Janganlah merasa kekurangan sebagai sebuah beban, melainkan jadikanlah sebagai tantangan buat anda untuk menjadi lebih baik, lebih sukses, dan lebih manusiawi dalam menghadapi masalah.
Pernahkah anda bertanya sebenarnya apakah kepribadian anda, Introvert ataukah Ekstrovert ? Ekstrovert adalah orang yang berpikir mengenai hal-hal secara objektif dan luas, sedangkan Introvert lebih berpikir ke arah subjektif atau dirinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Introvert dan Ekstrovert, antara lain :
1. Kepribadian Ekstrovert
• Tertarik dengan apa yang terjadi di sekitar mereka, umumnya karena rasa ingin tahunya tinggi jadi selalu tertarik pada keadaan sekitarnya.
• Terbuka dan seringkali banyak bicara, umumnya mereka tidak dapat memendam perasaannya sendiri sehingga mereka selalu curhat kepada orang terdekat atu orang yang dapat dipercaya.
• Membandingkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain, mereka cenderung terus mencari kebenaran dari suatu pendapat dan tidak pernah bias puasjika tidak mendapat kebenarannya.
• Mudah mendapat teman atau beradaptasi dalam grup baru, pada umumnya mereka mempunyai social skill yang tinggi sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
• Mengatakan apa yang mereka pikirkan, mereka cenderung menganut demokrasi sehingga setiap orang bebas berpendapat selama pendapatnya itu dapat di pertanggungjawabkan.
• Tertarik dengan orang-orang baru, sesuatu yang baru selalu saja menarik buat mereka.
• Mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak diinginkannya, mereka cenderung ingin segalanya baik sehingga mereka selalu selektif dalam memilih sahabat walaupun mudah beradaptasi. Namun, dalam memilih sahabat sangatlah mawas diri.
2. Kepribadian Introvert
• Tertarik dengan pikiran dan perasaannya sendiri, mereka cenderung mementingkan dirinya sendiri, dan apa yang menurut mereka benar itulah yang mereka pegang.
• Memerlukan teritori mereka sendiri, umumnya mereka menginginkan adanya suatu kekuasaan untuk melakukan hal private-nya tanpa ada orang lain yang tahu.
• Tampil dengan muka pendiam dan tampak penuh pemikiran, seperti peribahasa, “Bagai ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.” Mereka cenderung tidak mau pamer kehebatannya dimuka umum. Namun, dalam diamnya itu mereka selalu memikirkan suatu hal yang akan ia jalani.
• Biasanya tidak mempunyai banyak teman, mereka cenderung kurang bisa bergaul dengan teman sebayanya sehingga tak banyak orang yang mau mendekatinya untuk berteman.
• Sulit membuat hubungan baru, karena social skill nerek kurang, mereka sulit untuk membentuk sebuah komitmen baru dengan orang lain.
• Menyukai konsentrasi dan kesunyian, kesunyian merupakan kekuatannya untuk berpikir, mereka cenderung sulit konsentrasi dalam lingkup yang ramai.
• Tidak suka dengan kunjungan yang tidak diharapkan dan tidak suka mengunjungi orang lain, mereka hanya melakukan kunjungan yang benar-benar diperlukan karena bagi mereka melakukan kunjungan tanpa tujuan yang jelas merupakan hal yang konyol.
• Bekerja dengan baik sendirian, cenderung tidak produktif dalam kerja sama team karena mereka cenderung individualistis.
Nah sekarang tinggal anda introspeksi diri anda sendiri, cenderung manakah kepribadian anda, Ekstovert ataukah Introvert? Semua ada di tangan anda, andalah yang memilih.
Kedua kepribadian tersebut tidak ada yang lebih baik, semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Janganlah merasa kekurangan sebagai sebuah beban, melainkan jadikanlah sebagai tantangan buat anda untuk menjadi lebih baik, lebih sukses, dan lebih manusiawi dalam menghadapi masalah.
Motivasi Belajar : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua orang, belajar sebenarnya menyenangkan. Namun, selalu adalah saja hambatan-hambatan yang membuat kita enggan untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi manipulasi kemandirian, keinginan yang tidak terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pembelajaran penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar.
b. Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan mengganggu perhatiannya dalam belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah, radio, televisi semakin menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajarnya.
Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar. Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha (effort) daripada kemampuan (ability), dibandingkan dengan ibu-ibu kebangsaan Amerika yang mengutamakan penampilan sekolah yang baik. Sistem nilai yang dianut orang tua akan mempengaruhi keterlibatan orang tua secara mendalam dalam upaya-upaya untuk menanamkan energi si anak.
b. Keluarga
Faktor keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom terhadap sejumlah professional muda (28 tahun sampai 35 tahun) yang berhasil dalam karirnya dalam berbagai lapangan seperti pakar matematika, neurology, pianis, maupun olah ragawan, menunjukan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan orang tua mereka. Mereka menunjukan adanya keterlibatan langsung orang tua dalam belajar anak, mereka melihat dorongan orang tua merupakan hal yang utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.
c. Sekolah
Peran guru dalam memotivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak, yaitu :
1. Guru selaku manajer yang baik.
2. Guru mengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses.
3. Guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kapasitas muridnya.
4. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya.
5. Guru memberikan tes yang adil.
6. Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya. Guru mau merangsang nalar anak.
7. Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi dan penguasaan murid.
8. Guru mampu bersikap empati. Guru menilai pengetahuan di atas nilai
Belajar adalah suatu hal yang diwajibkan untuk semua orang, belajar sebenarnya menyenangkan. Namun, selalu adalah saja hambatan-hambatan yang membuat kita enggan untuk belajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, antara lain :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi manipulasi kemandirian, keinginan yang tidak terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar, dari segi pembelajaran penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan dan kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama bahkan sampai sepanjang hayat. Cita-cita seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar.
b. Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas perkembangannya.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, lelah atau marah akan mengganggu perhatiannya dalam belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa.
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan karena pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebaya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan alam, tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya seperti surat kabar, majalah, radio, televisi semakin menjangkau siswa. Semua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajarnya.
Menurut Wlodkowski dan Jaynes (2004), motivasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a. Budaya
Setiap kelompok etnik mempunyai nilai-nilai tersendiri tentang belajar. Ibu-ibu kebangsaan Jepang lebih menekankan usaha (effort) daripada kemampuan (ability), dibandingkan dengan ibu-ibu kebangsaan Amerika yang mengutamakan penampilan sekolah yang baik. Sistem nilai yang dianut orang tua akan mempengaruhi keterlibatan orang tua secara mendalam dalam upaya-upaya untuk menanamkan energi si anak.
b. Keluarga
Faktor keluarga memberikan pengaruh penting terhadap motivasi belajar seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Benjamin Bloom terhadap sejumlah professional muda (28 tahun sampai 35 tahun) yang berhasil dalam karirnya dalam berbagai lapangan seperti pakar matematika, neurology, pianis, maupun olah ragawan, menunjukan ciri-ciri yang sama yaitu adanya keterlibatan orang tua mereka. Mereka menunjukan adanya keterlibatan langsung orang tua dalam belajar anak, mereka melihat dorongan orang tua merupakan hal yang utama di dalam mengarahkan tujuan mereka.
c. Sekolah
Peran guru dalam memotivasi anak juga tidak diragukan. Dibawah ini beberapa kualitas guru yang efektif dalam memotivasi anak, yaitu :
1. Guru selaku manajer yang baik.
2. Guru mengharapkan siswanya untuk menjadi murid yang sukses.
3. Guru memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kapasitas muridnya.
4. Guru memberikan umpan balik bagi muridnya.
5. Guru memberikan tes yang adil.
6. Guru menjelaskan kriteria perilaku penilaiannya. Guru mau merangsang nalar anak.
7. Guru membantu anak untuk menyadari pertumbuhan kompetensi dan penguasaan murid.
8. Guru mampu bersikap empati. Guru menilai pengetahuan di atas nilai
Filsuf Abad Pertengahan
FILSAFAT BARAT :
ABAD PERTENGAHAN
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dominansi agama Kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama. Jelas teologi lebih tinggi dibandingkan dengan filsafat. Filsafat berfungsi melayani Teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan nalar dilarang.
Dalam sejarah filsafat barat, abad pertengahan dibagi menjadi dua periode yakni masa patristik dan masa skolastik. Baik di Yunani maupun Latin, masa patristik mencatat masa keemasan dengan tokoh dan karya-karya penting. Dibawah ini diuraikan masing-masing tentang Zaman Patristik dan Zaman Skolastik, serta tokoh-tokoh terpentingnya.
A. MASA PATRISTIK
1. Gambaran Umum
Patristik berasal dari kata Patres (bentuk jamak dari Pater) yang berarti bapak-bapak. Yang dimaksudkan adalah para pujangga gereja dan tokoh-tokoh gereja yang sangat berperan sebagai peletak dasar intelektual kekristenan. Mereka fokus pada pengembangan teologi tetapi tidak lepas dari wilayah kefilsafatan.
2. Tokoh-tokoh terpenting
Bapak Gereja terpenting pada masa itu antara lain Tertullianus (160-222), Justinus, Clemens dari Alexandria (150-251), Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianza (330-390), Basilus Agung (330-379), Gregorius dari Nyssa (335-394), Dionysius Areopagita, Johanes Damascenus, Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus (354-430).
Tertullianus, Justinus, Clemens dari Alexandria, dan Origenes adalah pemikir-pemikir pada masa awal patristik. Gregorius dari Nazianza, Basilus Agung, Gregorius dari Nyssa, Dionysius Areopagita,dan Johanes Damascenus adalah tokoh-tokoh pada masa patristik Yunani. Sedangkan Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus adalah pemikir-pemikir yang menandai masa keemasan patristik Latin.
Masa keemasan patristik Yunani didorong oleh Edik Milan yang dikeluarkan Kaisar Constatinus Agung tahin 313 yang menjamin kebebasan beragama bagi umat Kristen. Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Setelah melewati kehidupan masa muda yang hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada abad pertengahan. Karyanya yang terpenting adalah Confessiones (pengakuan-pengakuan) dan De Civitate Dei (tentang kota Allah).
Agustinus menentang aliran skeptisisme (aliran yang meragukan kebenaran). Menurut Agustinus skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran. Orang ragu-ragu itu sebenarnya bukti bahwa dia tidak ragu-ragu tehadap satu hal yaitu bahwa ia ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu itu sebetulnya berpikir, dan siapa yang harus berpikir harus ada. Aku ragu-ragu maka aku berpikir, aku berpikir maka aku berada.
Menurut Agustinus, Allah menciptakan dunia ex nihilo (konsep yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinos). Artinya, dalam menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Jadi, berbeda dengan konsep yang diajarkan Plato bahwa me on merupakan dasar atau materi segala sesuatu.
Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hingga abad VIII. Di barat dan timur tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir baru dengan corak pemikiran yang berbeda dengan masa patristik.
B. MASA SKOLASTIK
1. Gambaran Umum
Nama skolastik menunjukan besarnya peranan sekolah-sekolah dan biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik dimulai setelah filsafat mengalami masa kevakuman karena situasi politik yang tidak stabil.
Sejak pemerintahan Karel Agung (742-814), keadaan mulai pulih, Kegiatan intelektual mulai bersemi kembali. Ilmu pengetahuan, kesenian, dan filsafat mendapat angin segar.
Masa Skolastik mencapai puncak kejayaannya pada abad XIII. Di masa ini filsafat dikaitkan dengan teologi, tetapi sudah menemukan tingkat kemandirian tertentu. Patut diberi catatan khusus tentang penyebaran karya-karya filsafat Yunani, karena inilah faktor terpenting bagi perkembangan intelektual dan filsafat.
Masuknya filsafat Aristoteles ke barat dimungkinkan lewat filsuf-filsuf arab yaitu Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037), dan Ibnu Rusyd (1126-1198) alias Averroes. Avicenna berusaha menggabungkan filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme sedangkan Averroes merupakan pengagum Aristoteles dan menulis komentar tentang pemikiran-pemikiran Aristotelian. Sebab itu ia dijuluki Sang Komentator.
Kehadiran karya-karya Aristoteles itu memberikan nuansa baru. Orang yang berhadapan dengan karya-karya nonkristen. Tugas filsafat dan teologi adalah mendamaikan alam pikiran baru itu dengan ajaran Kristen, khususnya alam pemikiran Agustinus yang mendominasi masa-masa sebelumnya.
2. Tokoh-tokoh terpenting
Tokoh-tokoh terpenting pada masa skolastik adalah Boethius (480-524), Johanes Scotus Eurigena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-1109), Petrus Abelardus (1079-1142), Bonaventura (1221-1274), Siger dari Brabant (1240-1281), Albertus Agung (1205-1280), Thomas Aquinos (1225-1274), Johanes Duns Scotus (1226-1308), Guliemus dari Ockham (1285-1349), dan Nicholaus Cusanus (1401-1464).
Boethius adalah seorang menteri pada pemerintahan Raja Theodorik Agung di Italia. Namun, ia dijebloskan ke penjara karena dianggap sebagai komplotan. Dipenjara ia menulis buku yang berjudul De Consolatione Philosophiae.
Johanes Scotus Eurigena mengajar di sekolah istana yang didirikan oleh Karel Agung. Anselmus adalah seorang uskup yang terkenal dengan semboyan Credo Ut Intelligam (saya percaya agar saya mengerti). Artinya, dengan percaya orang akan mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang Allah.
Petrus Abelardus mempunyai jasa besar dalam etika dan logika. Dia ikut memberikan pendapat yang sangat berharga menyangkut perdebatan di masa itu tentang Universalia (konsep-konsep umum), antara kelompok penganut Realisme dan Nominalisme.
Ibn Sina (Avicenna) berusaha menggabungkan filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme. Dia menganut ajaran manansi plotinos, dan mengatakan Allah menyelenggarakan dunia secara tidak langsung melalui intelek aktif yang berasl dari intelek pertama.
Ibn Rushd (Averroes) ia dijuluki Sang Komentator. Dia mengajarkan monopsikisme yaitu pandangan bahwa jiwa adalah milik bersama umat manusia.
Bonaventura adalah biarawan ordo fransiskan yang menjadi professor di paris, dan pernah dipercaya memimpin ordo tersebut. Siger dari Brabant adalah mahaguru di fakultas sastra diparis.
Albertus Agung adalah seorang biarawan ordo dominikan, dan pernah menjadi mahaguru di sejumlah universitas di Jerman dan Paris.
Thomas Aquinos dijuluki pangeran masa skolastik. Ia adalah seorang biarawan ordo dominikan, mengajar di Paris, Jerman, dan Italia. Thomas Aquinos berpendapat bahwa filsafat harus mengabdi teologi, waktu itu dikenal ungkapan Philosophia Est Ancilla Theologiae.
Manusia dapat mengenal Allah dengan menggunakan rasio. Tetapi, pengenalan itu hanya melalui ciptaan-ciptaan. Thomas membuktikan adanya Allah melalui rangkaian argumentasi yang dikenal dengan Quinqae Viae (Lima Jalan) yaitu
• Gejala adanya perubahan atau gerak
• Gejala sebab dan akibat
• Gejala kontingensi
• Adanya hierarki kesempurnaan
• Finalitas dunia
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Jiwa merupakan forma dan tubuh merupakan materinya. Keduannya tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu substansi.
Johanes Duns Scotus adalah seorang biarawan ordo fransiskan. Ia mengikuti ajaran Aristoteles dan Bonaventura.
William Ockham adalah seorang biarawan ordo fransiskan. Ia dianggap pemikir bermasalah di gereja, di bidang filsafat ajarannya bercorak empiristis.
Nicholaus Cusanus adalah uskup dan kardinal. Meskipun dipercaya mampu memangku tugas kegerejaan, Nicholaus dikenal sebagai ilmuwan.
ABAD PERTENGAHAN
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dominansi agama Kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Demikian pula filsafat, harus diuji apakah tidak bertentangan dengan ajaran agama. Jelas teologi lebih tinggi dibandingkan dengan filsafat. Filsafat berfungsi melayani Teologi. Tapi bukan berarti bahwa pengembangan nalar dilarang.
Dalam sejarah filsafat barat, abad pertengahan dibagi menjadi dua periode yakni masa patristik dan masa skolastik. Baik di Yunani maupun Latin, masa patristik mencatat masa keemasan dengan tokoh dan karya-karya penting. Dibawah ini diuraikan masing-masing tentang Zaman Patristik dan Zaman Skolastik, serta tokoh-tokoh terpentingnya.
A. MASA PATRISTIK
1. Gambaran Umum
Patristik berasal dari kata Patres (bentuk jamak dari Pater) yang berarti bapak-bapak. Yang dimaksudkan adalah para pujangga gereja dan tokoh-tokoh gereja yang sangat berperan sebagai peletak dasar intelektual kekristenan. Mereka fokus pada pengembangan teologi tetapi tidak lepas dari wilayah kefilsafatan.
2. Tokoh-tokoh terpenting
Bapak Gereja terpenting pada masa itu antara lain Tertullianus (160-222), Justinus, Clemens dari Alexandria (150-251), Origenes (185-254), Gregorius dari Nazianza (330-390), Basilus Agung (330-379), Gregorius dari Nyssa (335-394), Dionysius Areopagita, Johanes Damascenus, Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus (354-430).
Tertullianus, Justinus, Clemens dari Alexandria, dan Origenes adalah pemikir-pemikir pada masa awal patristik. Gregorius dari Nazianza, Basilus Agung, Gregorius dari Nyssa, Dionysius Areopagita,dan Johanes Damascenus adalah tokoh-tokoh pada masa patristik Yunani. Sedangkan Ambrosius, Hyeronimus, dan Agustinus adalah pemikir-pemikir yang menandai masa keemasan patristik Latin.
Masa keemasan patristik Yunani didorong oleh Edik Milan yang dikeluarkan Kaisar Constatinus Agung tahin 313 yang menjamin kebebasan beragama bagi umat Kristen. Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Setelah melewati kehidupan masa muda yang hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada abad pertengahan. Karyanya yang terpenting adalah Confessiones (pengakuan-pengakuan) dan De Civitate Dei (tentang kota Allah).
Agustinus menentang aliran skeptisisme (aliran yang meragukan kebenaran). Menurut Agustinus skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran. Orang ragu-ragu itu sebenarnya bukti bahwa dia tidak ragu-ragu tehadap satu hal yaitu bahwa ia ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu itu sebetulnya berpikir, dan siapa yang harus berpikir harus ada. Aku ragu-ragu maka aku berpikir, aku berpikir maka aku berada.
Menurut Agustinus, Allah menciptakan dunia ex nihilo (konsep yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinos). Artinya, dalam menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Jadi, berbeda dengan konsep yang diajarkan Plato bahwa me on merupakan dasar atau materi segala sesuatu.
Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hingga abad VIII. Di barat dan timur tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir baru dengan corak pemikiran yang berbeda dengan masa patristik.
B. MASA SKOLASTIK
1. Gambaran Umum
Nama skolastik menunjukan besarnya peranan sekolah-sekolah dan biara-biara dalam pengembangan pemikiran-pemikiran filsafat. Masa skolastik dimulai setelah filsafat mengalami masa kevakuman karena situasi politik yang tidak stabil.
Sejak pemerintahan Karel Agung (742-814), keadaan mulai pulih, Kegiatan intelektual mulai bersemi kembali. Ilmu pengetahuan, kesenian, dan filsafat mendapat angin segar.
Masa Skolastik mencapai puncak kejayaannya pada abad XIII. Di masa ini filsafat dikaitkan dengan teologi, tetapi sudah menemukan tingkat kemandirian tertentu. Patut diberi catatan khusus tentang penyebaran karya-karya filsafat Yunani, karena inilah faktor terpenting bagi perkembangan intelektual dan filsafat.
Masuknya filsafat Aristoteles ke barat dimungkinkan lewat filsuf-filsuf arab yaitu Ibnu Sina atau Avicenna (980-1037), dan Ibnu Rusyd (1126-1198) alias Averroes. Avicenna berusaha menggabungkan filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme sedangkan Averroes merupakan pengagum Aristoteles dan menulis komentar tentang pemikiran-pemikiran Aristotelian. Sebab itu ia dijuluki Sang Komentator.
Kehadiran karya-karya Aristoteles itu memberikan nuansa baru. Orang yang berhadapan dengan karya-karya nonkristen. Tugas filsafat dan teologi adalah mendamaikan alam pikiran baru itu dengan ajaran Kristen, khususnya alam pemikiran Agustinus yang mendominasi masa-masa sebelumnya.
2. Tokoh-tokoh terpenting
Tokoh-tokoh terpenting pada masa skolastik adalah Boethius (480-524), Johanes Scotus Eurigena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-1109), Petrus Abelardus (1079-1142), Bonaventura (1221-1274), Siger dari Brabant (1240-1281), Albertus Agung (1205-1280), Thomas Aquinos (1225-1274), Johanes Duns Scotus (1226-1308), Guliemus dari Ockham (1285-1349), dan Nicholaus Cusanus (1401-1464).
Boethius adalah seorang menteri pada pemerintahan Raja Theodorik Agung di Italia. Namun, ia dijebloskan ke penjara karena dianggap sebagai komplotan. Dipenjara ia menulis buku yang berjudul De Consolatione Philosophiae.
Johanes Scotus Eurigena mengajar di sekolah istana yang didirikan oleh Karel Agung. Anselmus adalah seorang uskup yang terkenal dengan semboyan Credo Ut Intelligam (saya percaya agar saya mengerti). Artinya, dengan percaya orang akan mendapatkan pemahaman lebih dalam tentang Allah.
Petrus Abelardus mempunyai jasa besar dalam etika dan logika. Dia ikut memberikan pendapat yang sangat berharga menyangkut perdebatan di masa itu tentang Universalia (konsep-konsep umum), antara kelompok penganut Realisme dan Nominalisme.
Ibn Sina (Avicenna) berusaha menggabungkan filsafat Aristoteles dan Neoplatonisme. Dia menganut ajaran manansi plotinos, dan mengatakan Allah menyelenggarakan dunia secara tidak langsung melalui intelek aktif yang berasl dari intelek pertama.
Ibn Rushd (Averroes) ia dijuluki Sang Komentator. Dia mengajarkan monopsikisme yaitu pandangan bahwa jiwa adalah milik bersama umat manusia.
Bonaventura adalah biarawan ordo fransiskan yang menjadi professor di paris, dan pernah dipercaya memimpin ordo tersebut. Siger dari Brabant adalah mahaguru di fakultas sastra diparis.
Albertus Agung adalah seorang biarawan ordo dominikan, dan pernah menjadi mahaguru di sejumlah universitas di Jerman dan Paris.
Thomas Aquinos dijuluki pangeran masa skolastik. Ia adalah seorang biarawan ordo dominikan, mengajar di Paris, Jerman, dan Italia. Thomas Aquinos berpendapat bahwa filsafat harus mengabdi teologi, waktu itu dikenal ungkapan Philosophia Est Ancilla Theologiae.
Manusia dapat mengenal Allah dengan menggunakan rasio. Tetapi, pengenalan itu hanya melalui ciptaan-ciptaan. Thomas membuktikan adanya Allah melalui rangkaian argumentasi yang dikenal dengan Quinqae Viae (Lima Jalan) yaitu
• Gejala adanya perubahan atau gerak
• Gejala sebab dan akibat
• Gejala kontingensi
• Adanya hierarki kesempurnaan
• Finalitas dunia
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Jiwa merupakan forma dan tubuh merupakan materinya. Keduannya tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu substansi.
Johanes Duns Scotus adalah seorang biarawan ordo fransiskan. Ia mengikuti ajaran Aristoteles dan Bonaventura.
William Ockham adalah seorang biarawan ordo fransiskan. Ia dianggap pemikir bermasalah di gereja, di bidang filsafat ajarannya bercorak empiristis.
Nicholaus Cusanus adalah uskup dan kardinal. Meskipun dipercaya mampu memangku tugas kegerejaan, Nicholaus dikenal sebagai ilmuwan.
Motivasi Belajar : Aspek-aspek Motivasi Belajar
Aspek-Aspek Motivasi Belajar
Dalam motivasi belajar terdapat beberapa aspek yang perlu kita perhatikan untuk mendapatkan manfaat maksimal dari apa yang telah dipelajari. Worrel dan Stillwel (dalam Harliana, 1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu :
a. Tanggung jawab
Mereka yang memiliki motivasi belajar tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya dan tidak akan meninggalkan tugasnya itu sebelum berhasil menyelesaikannya, sedangkan mereka yang motivasi belajarnya rendah, kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya, akan menyalahkan hal-hal di luar dirinya, seperti tugas yang terlalu banyak, terlalu sukar, sebagai penyebab ketidak berhasilannya.
b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk meyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah
Mereka dengan motivasi belajar tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat konsentrasi baik. Sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya rendah, umumnya memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
c. Waktu penyelesaian tugas
Mereka dengan motivasi belajar tinggi, akan berusaha menyelesaikan setiap tugas dalam waktu secepat dan seefisien mungkin, sedangkan mereka dengan motivasi belajar rendah, kurang tantangan untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin sehingga cenderung memakan waktu lama, menunda-nunda dan tidak efisien.
d. Menetapkan tujuan yang realistis
Seseorang dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi apabila ia mampu menetapkan tujuan yang realistis sesuai kemampuan yang dimilikinya. Ia juga mampu berkonsentrasi terhadap setiap langkah untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai, sedangkan mereka dengan motivasi belajar rendah akan melakukan hal sebaliknya.
Dalam motivasi belajar terdapat beberapa aspek yang perlu kita perhatikan untuk mendapatkan manfaat maksimal dari apa yang telah dipelajari. Worrel dan Stillwel (dalam Harliana, 1998), mengemukakan beberapa aspek-aspek yang membedakan motivasi belajar tinggi dan rendah, yaitu :
a. Tanggung jawab
Mereka yang memiliki motivasi belajar tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas yang dikerjakannya dan tidak akan meninggalkan tugasnya itu sebelum berhasil menyelesaikannya, sedangkan mereka yang motivasi belajarnya rendah, kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakannya, akan menyalahkan hal-hal di luar dirinya, seperti tugas yang terlalu banyak, terlalu sukar, sebagai penyebab ketidak berhasilannya.
b. Tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk meyelesaikan tugas dan tidak mudah menyerah
Mereka dengan motivasi belajar tinggi dapat belajar terus menerus dalam waktu yang relatif lama dan tingkat konsentrasi baik. Sebaliknya mereka yang motivasi belajarnya rendah, umumnya memiliki konsentrasi yang rendah sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya dan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
c. Waktu penyelesaian tugas
Mereka dengan motivasi belajar tinggi, akan berusaha menyelesaikan setiap tugas dalam waktu secepat dan seefisien mungkin, sedangkan mereka dengan motivasi belajar rendah, kurang tantangan untuk menyelesaikan tugas secepat mungkin sehingga cenderung memakan waktu lama, menunda-nunda dan tidak efisien.
d. Menetapkan tujuan yang realistis
Seseorang dikatakan memiliki motivasi belajar tinggi apabila ia mampu menetapkan tujuan yang realistis sesuai kemampuan yang dimilikinya. Ia juga mampu berkonsentrasi terhadap setiap langkah untuk mencapai tujuan dan mengevaluasi setiap kemajuan yang telah dicapai, sedangkan mereka dengan motivasi belajar rendah akan melakukan hal sebaliknya.
Depresi
Depresi
Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit yang lebih dari sekadar kesedihan atau dukacita yang lebih hebat dan bertahan lama sehingga dapat mempengaruhi seluruh tubuh, dengan megganggu kesehatan fisik , pikiran, rasa dan prilaku.
Penyebab Depresi :
• Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
• Perubahan kimia dalam otak
• Efek samping obat
• Beberapa penyakit fisik
Depresi dapat menyebabkan kita melupakan dosis terapi antiretrovial (ARV) yang akan mempengaruhi kepatuhan. Secara keseluruhan, depresi dapat memepercepat lajunya penyakit HIV. Dan depresi mengganggu kemampuan kita untuk hidup dengan bahagia.
Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz. Begitu juga penggunaan narkoba atau alkohol, serta tingkat testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah.
Adapun faktor resiko lain, yaitu :
• Perempuan
• Kita sendiri atau faktor keluarga yang mempunyai riwayat penyakit jiwa, atau penggunaan narkoba atau alkohol
• Dukungan sosial kurang
• Belum mengungkap kasus yang dimiliki
Depresi sering diabaikan atau diremehkan. Banyak dokter yang menangani HIV belum terlatih untuk mengenal depresi. Depresi juga dislahartikan sebagai tanda penyakit HIV lanjutan.
Tanda-tanda Depresi :
• Kelelahan atau merasa lamban dan lesu
• Kesulitan konsentrasi
• Masalah tidur
• Merasa bersalah, tidak berharga, atau putus asa.
• Nafsu makan berkurang atau kehilangan berat badan
Pengobatan untuk Depresi
Depresi dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, terapi tradisional, dan atau dengan pengobatan. Dokter dapat memilih terapi
Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit yang lebih dari sekadar kesedihan atau dukacita yang lebih hebat dan bertahan lama sehingga dapat mempengaruhi seluruh tubuh, dengan megganggu kesehatan fisik , pikiran, rasa dan prilaku.
Penyebab Depresi :
• Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari
• Perubahan kimia dalam otak
• Efek samping obat
• Beberapa penyakit fisik
Depresi dapat menyebabkan kita melupakan dosis terapi antiretrovial (ARV) yang akan mempengaruhi kepatuhan. Secara keseluruhan, depresi dapat memepercepat lajunya penyakit HIV. Dan depresi mengganggu kemampuan kita untuk hidup dengan bahagia.
Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau memperburuk depresi, terutama efavirenz. Begitu juga penggunaan narkoba atau alkohol, serta tingkat testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah.
Adapun faktor resiko lain, yaitu :
• Perempuan
• Kita sendiri atau faktor keluarga yang mempunyai riwayat penyakit jiwa, atau penggunaan narkoba atau alkohol
• Dukungan sosial kurang
• Belum mengungkap kasus yang dimiliki
Depresi sering diabaikan atau diremehkan. Banyak dokter yang menangani HIV belum terlatih untuk mengenal depresi. Depresi juga dislahartikan sebagai tanda penyakit HIV lanjutan.
Tanda-tanda Depresi :
• Kelelahan atau merasa lamban dan lesu
• Kesulitan konsentrasi
• Masalah tidur
• Merasa bersalah, tidak berharga, atau putus asa.
• Nafsu makan berkurang atau kehilangan berat badan
Pengobatan untuk Depresi
Depresi dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, terapi tradisional, dan atau dengan pengobatan. Dokter dapat memilih terapi
Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian
Sigmund Freud adalah seorang tokoh psikologi yang kita kenal sebagai Bapak Psikoanalisis, Freud menganggap manusia itu sebagai suatu kompleks system energi yang memperoleh energinya dari makanan dan mempergunakannya untuk berbagai hal.
Menurut Hukum kekelan energi disebutkan bahwa energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yan lainnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan. Dari pemikiran inilah Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan ke energi fisiologis dan sebaliknya. Titik hubung atau jembatan energi tubuh dan energi kepribadian adalah id serta insting-instingnya.
1. Insting
Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikiologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya yang dinamakan hasrat sedangkan jasmaninya disebut kebutuhan.
Insting mempunyai empat ciri khas :
• Sumber
• Tujuan
• Objek
• Impetus
Menurut Freud insting dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yakni:
• Insting-insting hidup
• Insting-insting mati
2. Distribusi dan penggunaan energi psikis
Dinamika kepribadian ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan superego. Oleh karena jumlah energi terbatas, maka akan terjadi persaingan di ketiga system itu dalam menggunakan energi tersebut. Dinamika kepribadian terdiri dari interaksi daya-daya pendorong kataksis-kataksis dan daya-daya penahan anti kataksis-kataksis.
3. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang. Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya. Freud membedakan tiga kecemasan yakni :
• Kecemasan realitas
• Kecemasan neurotic
• Kecemasan moral / perasaan-perasaan bersalah
Sigmund Freud adalah seorang tokoh psikologi yang kita kenal sebagai Bapak Psikoanalisis, Freud menganggap manusia itu sebagai suatu kompleks system energi yang memperoleh energinya dari makanan dan mempergunakannya untuk berbagai hal.
Menurut Hukum kekelan energi disebutkan bahwa energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yan lainnya, tetapi tidak dapat dimusnahkan. Dari pemikiran inilah Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan ke energi fisiologis dan sebaliknya. Titik hubung atau jembatan energi tubuh dan energi kepribadian adalah id serta insting-instingnya.
1. Insting
Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikiologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya yang dinamakan hasrat sedangkan jasmaninya disebut kebutuhan.
Insting mempunyai empat ciri khas :
• Sumber
• Tujuan
• Objek
• Impetus
Menurut Freud insting dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yakni:
• Insting-insting hidup
• Insting-insting mati
2. Distribusi dan penggunaan energi psikis
Dinamika kepribadian ditentukan oleh cara energi psikis didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan superego. Oleh karena jumlah energi terbatas, maka akan terjadi persaingan di ketiga system itu dalam menggunakan energi tersebut. Dinamika kepribadian terdiri dari interaksi daya-daya pendorong kataksis-kataksis dan daya-daya penahan anti kataksis-kataksis.
3. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan tegang. Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya. Freud membedakan tiga kecemasan yakni :
• Kecemasan realitas
• Kecemasan neurotic
• Kecemasan moral / perasaan-perasaan bersalah
Sabtu, 06 Maret 2010
ADHD Dan Pengobatannya
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)
DEFINISI
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga menunjukkan hiperaktif.
Walaupun ada cukup banyak kontroversi tentang timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial sampai usia sekolah menengah. ADHD adalah dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena adalah benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian menyebabkan perubahan istilah sekarang.
PENYEBAB
ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini menunjukkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, seperti di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi membuat ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, gejala mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan seperti itu adalah sering sangat sedikit. Walaupun beberapa gejala ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.
GEJALA
ADHD adalah terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan tugas (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laku dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa diam dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak seperti itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.
Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan belajar dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laku seolah-olah pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai permintaan atau menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu tugas yang tak selesai dari yang lain.
Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai persoalan dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan sampai usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah seperti itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih tua mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.
Tanda ADHD
Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.
• Tanda-tanda tidak perhatian.
o Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
o Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan bermain.
o Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
o Sering tidak melaksanakan perintah dan lalai menyelesaikan tugas.
o Sering mempunyai kesukaran melakukan tugas dan aktivitas.
o Sering menghindar, sebel, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental terus-menerus.
o Sering kehilangan barang.
o Dengan mudah dialihkan dengan hal yang tak ada hubungannya dengan rangsangan.
o Sering pelupa.
• Tanda-tanda hiperaktiv
o Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
o Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat lainnya.
o Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
o Sulit untuk bermain atau terlibat dalam aktivitas yang diam.
o Sering bergerak atau bertingkah seolah-olah digerakkan oleh mesin.
o Sering berbicara berlebihan.
• Tanda-tanda impulsiv
o Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan komplit.
o Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
o Sering menyela atau mengganggu orang lain.
DIAGNOSA
Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian gejala tepat di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.
ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?
Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat aktivitas tinggi mungkin sebenarnya normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laku masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu dapat bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, seperti ADHD.
Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat aktivitas dan suara tinggi biasa sampai usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan seperti itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan mungkin membuat orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak seperti itu, termasuk guru.
Menentukan apakah derajat aktivitas seorang anak luar biasa tinggi adalah abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara jelas lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat aktivitas tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai bagian ADHD.
Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat aktivitas tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat aktivitas anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk diam dalam waktu lama atau menemukan seorang guru trampil untuk anak seperti itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis evaluasi mungkin berguna untuk mengesampingkan kekacauan seperti ADHD.
PENGOBATAN
Untuk meminimalisir efek ADHD, struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak agresif dan yang datang dari lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih berguna dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat.
Obat Psikostimulan adalah pengobatan obat yang paling efektif. Methylphenidate adalah obat psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat ini seefektif psikostimulan lain (seperti dextroamphetamine) dan mungkin lebih aman. Sejumlah obat bentuk lepas lambat (beraksi lebih panjang) methylphenidate bisa dijumpai disamping bentuk biasa dan dapat diminum satu kali sehari. Efek samping methylphenidate seperti gangguan tidur, seperti insomnia, menekan selera makan, depresi atau kesedihan, sakit kepala, sakit perut, dan tekanan darah tinggi. Semua efek samping ini hilang jika obat dihentikan; tetapi, kebanyakan anak tidak mempunyai efek samping kecuali barangkali selera makan yang berkurang. Tetapi, jika dosis besar diminum dalam jangka waktu yang lama, methylphenidate sekali-sekali bisa memperlambat pertumbuhan anak.
Sejumlah obat lain bisa dipakai untuk mengobati gejala kurangnya perhatian dan prilaku. Seperti clonidine, amphetamine - obat dasar, obat antidepresi, dan obat anti ansietas. Kadang-kadang, kombinasi obat digunakan.
PENCEGAHAN
Prognosis
Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang dewasa belajar menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak itu dengan ADHD menjadi orang dewasa produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi, jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau bahan lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.
Sumber :
http://medicastore.com/penyakit/3319/Attention_DeficitHyperactivity_Disorder_ADD_ADHD.html
DEFINISI
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADD, ADHD)adalah perhatian buruk atau pendek dan impulsiv tidak sesuai pada umur anak; beberapa anak juga menunjukkan hiperaktif.
Walaupun ada cukup banyak kontroversi tentang timbulnya, ditaksir ADHD itu mempengaruhi 5 hingga 10% dari anak dengan usia sekolah dan didiagnosa 10 kali lebih sering pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Banyak ciri-ciri ADHD sering terlihat sebelum usia 4 dan tanpa kecuali sebelum usia 7, tetapi mereka mungkin tidak mengganggu secara signifikan prestasi akademis dan fungsi sosial sampai usia sekolah menengah. ADHD adalah dulunya disebut "gangguan kurangnya perhatian"; tetapi, kejadian yang biasa terjadi hiper-aktivitas pada anak terkena adalah benar-benar perpanjangan fisik dari kurangnya perhatian menyebabkan perubahan istilah sekarang.
PENYEBAB
ADHD bisa diwarisi. Penelitian terkini menunjukkan bahwa gangguan disebabkan oleh kelainan di neurotransmitters (bahan yang meneruskan gerak impuls syaraf dalam otak). Gejala ADHD bervariasi dari ringan hingga parah dan bisa menjadi dibesar-besarkan atau menjadi masalah di lingkungan tertentu, seperti di rumah anak atau di sekolah. Keterbatasan cara hidup sekolah dan organisasi membuat ADHD menjadi masalah, sedangkan pada generasi sebelumnya, gejala mungkin tidak mengganggu secara signifikan fungsi anak karena pembatasan seperti itu adalah sering sangat sedikit. Walaupun beberapa gejala ADHD juga terjadi pada anak tanpa ADHD, mereka lebih sering dan kuat pada anak dengan ADHD.
GEJALA
ADHD adalah terutama bermasalah pada perhatian terus-menerus, konsentrasi, dan ketetapan tugas (kemampuan untuk menyelesaikan tugas). Anak juga mungkin terlalu aktif dan gegabah. Banyak anak prasekolah cemas, mempunyai masalah yang berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bertingkah laku dengan kurang baik. Mereka nampak tak penuh perhatian. Mereka mungkin tidak bisa diam dan menggeliat. Mereka mungkin tak sabar dan menjawab dengan kacau. Selama masa kecil nanti, anak seperti itu mungkin menggerakkan kaki mereka dengan resah, bergerak dan mengangkat-angkat tangan mereka, berbicara secara sembarangan, lupa dengan mudah, dan mereka mungkin tidak teratur. Mereka secara umum tidak agresif.
Sekitar 20% dari anak dengan ADHD mempunyai ketidakmampuan belajar dan sekitar 80% mempunyai masalah akademis. Kerjanya mungkin berantakan, dengan kesalahan serampangan dan ketiadaan pemikiran yang dipertimbangkan. Anak yang terkena sering bertingkah laku seolah-olah pikiran mereka di tempat lain dan mereka tidak mendengarkan. Mereka sering tidak melaksanakan sesuai permintaan atau menyelesaikan pekerjaan sekolah, pekerjaan, atau kewajiban lain. Seringkali ada satu tugas yang tak selesai dari yang lain.
Sekitar 40% dari anak terkena mungkin mempunyai persoalan dengan penghargaan diri sendiri, depresi, kegelisahan, atau penentangan kepemilikan sampai usia mereka mencapai masa remaja. Sekitar 60 % anak muda mempunyai masalah seperti itu sewaktu marah, dan kebanyakan anak yang lebih tua mempunyai toleransi rendah terhadap frustrasi.
Tanda ADHD
Semua tanda belum tentu sebagai didiagnosa Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Tetapi, tanda kurangnya perhatian selalu harus ada untuk diagnosa.Tanda harus ada di dua atau lebih tempat (misalnya, rumah dan sekolah) dan harus mengganggu masalah sosial atau fungsi akademis.
• Tanda-tanda tidak perhatian.
o Sering lalai memberi perhatian seksama pada detail.
o Mempunyai kesukaran mempertahankan perhatian pada kerja dan bermain.
o Tidak tampak mendengarkan kalau berbicara secara langsung.
o Sering tidak melaksanakan perintah dan lalai menyelesaikan tugas.
o Sering mempunyai kesukaran melakukan tugas dan aktivitas.
o Sering menghindar, sebel, atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memerlukan usaha mental terus-menerus.
o Sering kehilangan barang.
o Dengan mudah dialihkan dengan hal yang tak ada hubungannya dengan rangsangan.
o Sering pelupa.
• Tanda-tanda hiperaktiv
o Sering memain-mainkan tangan atau kaki atau menggeliat.
o Sering meninggalkan tempat duduk di ruang kelas dan tempat lainnya.
o Sering berlari kesana-kemari atau merambat naik seacara berlebihan.
o Sulit untuk bermain atau terlibat dalam aktivitas yang diam.
o Sering bergerak atau bertingkah seolah-olah digerakkan oleh mesin.
o Sering berbicara berlebihan.
• Tanda-tanda impulsiv
o Sering mengucapkan jawaban tanpa berpikir sebelum pertanyaan komplit.
o Sering mempunyai kesukaran menunggunya giliran.
o Sering menyela atau mengganggu orang lain.
DIAGNOSA
Diagnosa berdasarkan jumlah, frekuensi, dan keparahan gejala. Gejala harus ada sedikitnya dua lingkungan yang berbeda (biasanya, rumah dan sekolah) - kejadian gejala tepat di rumah atau di sekolah saja dan tidak mana-mana tidak memenuhi syarat sebagai ADHD. Seringkali, diagnosa sulit karena bergantung pada pendapat pengamat. Tidak ada tes laboratorium bagi ADHD. Pertanyaan tentang berbagai aspek prilaku bisa menolong dokter membuat diagnosa. Karena mempelajari kecacatan hal yang biasa, banyak anak menjalankan pemeriksaan psikologis baik untuk menolong memutuskan adanya ADHD maupun untuk mengetahui adanya ketidakmampuan belajar yang spesifik.
ADHD: Epidemi atau Over-Diagnosa?
Meningkatnya jumlah anak yang didiagnosa ADHD. Tetapi, ada peningkatan perhatian dokter dan orang-tua dimana banyak anak salah didiagnosa. Derajat aktivitas tinggi mungkin sebenarnya normal dan menjadi pernyataan yang dilebih-lebihkan dari tingkah laku masa kecil yang normal. Dengan kata lain, hal itu dapat bervariasi penyebabnya, termasuk gangguan emosional atau kelainan fungsi otak, seperti ADHD.
Biasanya anak usia 2 tahun aktif dan jarang bisa diam. Derajat aktivitas dan suara tinggi biasa sampai usia 4 tahun. Pada kelompok umur ini, kelakuan seperti itu hal yang normal. Kelakuan aktif bisa menyebabkan konflik antara orang tua dan anak dan mungkin membuat orangua cemas. Juga bisa menimbulkan masalah bagi orang lain yang mengawasi anak seperti itu, termasuk guru.
Menentukan apakah derajat aktivitas seorang anak luar biasa tinggi adalah abnormal sebaiknya tidak bergantung pada bagaimana toleransi orang yang jengkel. Tetapi, beberapa anak secara jelas lebih aktif daripada rata-rata. Jika derajat aktivitas tinggi digabungkan dengan perhatian pendek dan impulsif, mungkin ditetapkan sebagai hiperaktif dan dianggap sebagai bagian ADHD.
Mencaci-maki dan menghukum anak yang derajat aktivitas tingginya dalam batas normal biasanya bisa meledak, menambah derajat aktivitas anak. Menghindari situasi dimana anak mesti duduk diam dalam waktu lama atau menemukan seorang guru trampil untuk anak seperti itu mungkin menolong. Jika ukuran sederhana tidak menolong, kedokteran atau psikologis evaluasi mungkin berguna untuk mengesampingkan kekacauan seperti ADHD.
PENGOBATAN
Untuk meminimalisir efek ADHD, struktur, rutinitas, rencana intervensi sekolah, dan teknik pengasuhan yang dimodifikasi sering diperlukan. Beberapa anak yang tidak agresif dan yang datang dari lingkungan rumah stabil dan lingkungan rumah yang mendukung mungkin lebih berguna dengan pengobatan obat sendiri. Terapi kelakuan yang diadakan oleh seorang psikolog anak kadang-kadang digabungkan dengan pengobatan obat.
Obat Psikostimulan adalah pengobatan obat yang paling efektif. Methylphenidate adalah obat psikostimulan yang paling sering diresepkan. Obat ini seefektif psikostimulan lain (seperti dextroamphetamine) dan mungkin lebih aman. Sejumlah obat bentuk lepas lambat (beraksi lebih panjang) methylphenidate bisa dijumpai disamping bentuk biasa dan dapat diminum satu kali sehari. Efek samping methylphenidate seperti gangguan tidur, seperti insomnia, menekan selera makan, depresi atau kesedihan, sakit kepala, sakit perut, dan tekanan darah tinggi. Semua efek samping ini hilang jika obat dihentikan; tetapi, kebanyakan anak tidak mempunyai efek samping kecuali barangkali selera makan yang berkurang. Tetapi, jika dosis besar diminum dalam jangka waktu yang lama, methylphenidate sekali-sekali bisa memperlambat pertumbuhan anak.
Sejumlah obat lain bisa dipakai untuk mengobati gejala kurangnya perhatian dan prilaku. Seperti clonidine, amphetamine - obat dasar, obat antidepresi, dan obat anti ansietas. Kadang-kadang, kombinasi obat digunakan.
PENCEGAHAN
Prognosis
Anak dengan ADHD secara umum tidak menjadi terlalu besar kurangnya perhatian mereka, walaupun mereka dengan hyper-aktivitas cenderung untuk menjadi agak lebih tidak impulsif dan hiper-aktif dengan usianya. Tetapi, kebanyakan remaja dan orang dewasa belajar menyesuaikan diri terhadap kurangnya perhatian mereka. Masalah lain yang muncul atau menetap di masa remaja dan kedewasaan termasuk prestasi akademis yang buruk, rendah penghargaan terhadap diri sendiri, kegelisahan, depresi, dan kesukaran dalam mempelajari prilaku sosial yang pantas. Penting, mayoritas anak itu dengan ADHD menjadi orang dewasa produktif, dan orang dengan ADHD kelihatannya menyesuaikan diri lebih baik bekerja daripada situasi sekolah. Tetapi, jika kekacauan tak diobati di masa kecil, risiko penyalahgunaan alkohol atau bahan lainnya atau bunuh diri mungkin meningkat.
Sumber :
http://medicastore.com/penyakit/3319/Attention_DeficitHyperactivity_Disorder_ADD_ADHD.html
Langganan:
Postingan (Atom)